Lihat ke Halaman Asli

Tulisan Penulis

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"kartu tahun baru" dari Facebook pribadi penulis

"Herannya mendadak, yang seperti ini kan harusnya sudah terlihat dari dulu". Masa muda idealnya sebagai bayangan kedewasaaan sejak dini, tentang hobby bakat dan kemampuan yang akan digelugutinya kelak, misalnya disebut sebagai cita-cita yang seringkali dialamatkan pada bakat-bakat muda. Yang demikian alurnya jelas bukan? Tentu. Karena sudah dipersiapkan atau memang sudah menyiapkan diri untuk itu. Apa yang  diupayakan seiring dengan waktu yang berjalan, diketahui oleh sekelilingnya, minimal beberapa orang yang dipercayai. Atau memang hanya seorang diri saja yang memiliki hak mengetahuinya, tidak ada yang tahu. Mereka memang sudah menyiapkan diri sejak dini dan lama. Ada kemampuan yang terus diasah untuk menjadi lebih baik dan menajamkan keahliannya. Mengapa kita tidak bisa? (Andai belum). Terlambat memang lebih baik dari pada tidak bukan? Artinya sejak sekarang kita harus memulai alurnya menyiapkan diri, untuk suatu hal yang (masih) sulit, tetapi bukan tidak mungkin. Lalu kemudian menyambung "Alur Impian" yang tersembunyi seperti yang saya dongengkan disini, sedikit berbau pesan iklan tetapi lebih kepada apresiasi, sekaligus usaha untuk suatu peruntungan. Bisa kita dapatkan arahnya? Alurnya tidak jelas dan cenderung acak, tetapi dari cara itulah suatu alur dapat terbangun dengan sendirinya. Istilahnya seperti yang saya sebutkan tadi, mendadak. Peristiwa mendadak itu dapat terjadi sebagai suatu pengalaman, sebagai penyulut suatu niat yang tidak diurungkan. Niat yang berjalan searah dengan pemikiran dan dapat direalisasikan. Dan niat itu akhirnya menemui tujuan meski jalan yang ditempuh sedikit melenceng dari rencana. Misalnya seperti kedua alur cerita yang sengaja dituangkan diatas media kertas dibawah ini. Suatu upaya yang dulu terdengar mustahil, bahkan tidak terpikirkan meski satu dua selentingan sudah mendahului.

Dua alur cerita diatas itu sengaja saya "resmikan" terlebih dahulu sesuai perhitungan, sementara ada dua cerita lain yang secara isi sudah resmi dibawah ini, tinggal polesan akhir yang belum disentuh kembali, sengaja disimpan. Menunggu waktu yang tepat untuk ikut keluar kandang, menyusul saudaranya yang lebih muda sebagai pembawa pesan.

"Nah sudah puas kan sekarang? Sudah terbit" ujar salah seorang pasukan distributor. Sedikit melenceng dari rencana awal, ketika mencari banyak info seputar dunia tersebut. Komentar awal idealnya diucapkan oleh penghuni rumah penerbit dalam rangka menyemangati penulisnya, bahwa tugas mereka belum selesai sampai pada keputusan terbit, tetapi ikut membantu menyalurkan karyanya sendiri supaya dikenal. "Biasa saja sih sebetulnya. Saya lebih agak puas kalau pesan dari tulisan itu dapat diterima pembaca" ujar penulis yang juga menulis tulisan blog ini. Suatu jawaban yang pada akhirnya membantah selentingan lain yang juga terdengar, bahwa menulis hanya untuk kepuasan belaka. Tapi saya juga mengingat satu kalimat yang lupa terbaca darimana, sepertinya medsos. Celotehannya kurang lebih : "Karya tulis yang baik (apanya?) dapat membuat pembaca menyeritkan dahi dan mengikuti logika penulisnya". Seperti yang lainnya, semua dari kita pasti sudah menjadi penulis. Jika pernah mengenyam bangku pendidikan atau punya kemampuan baca tulis, hal itu sudah memenuhi unsur dasar dari tulisan itu sendiri. Mungkin ada yang kurang beruntung seperti manusia buta aksara, pastinya mereka akan menulis dengan caranya sendiri, bukan tidak dapat "baca tulis" sama sekali. Pesan Iklan : si Oleh-oleh dan si Plus-plus nyangkut di Gunung Agung, Tisera, serta tokbuk-tokbuk "single fighter" nan independen di sekitar kita. Untuk On-line via Inibuku & Bukukita Disalin dari halaman blog pribadi penulis >> http://bisadibuka.blogspot.com



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline