Lihat ke Halaman Asli

Aku Tak Mengenal Pelacur Itu

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Sungguh!
Aku hanya menyentuh hidungnya
ia menerimanya hangat dan mesra
lagipula ia kesepian dan merana
katanya, sebelum memejamkan mata


Benar!
tentang pria setelah aku
dia menyentuhnya dahulu
menggerogotinya penuh nafsu
katanya, itu nabi palsu
lalu meninggalkan pelacur itu
dengan uang dan tersenyum haru


Ah!
Yang benar saja
aku benar-benar tak mengenalnya
tak mungkin memperkosanya
dia menerima apa adanya
soalnya diterima atau tidak diterima
katanya, ia akan dibenci juga


Pria itu takut setelahnya
diketahui keluarga dan negaranya
jadi dalam-dalam ditusukkannya
kelaminnya yang berdosa
eh, pisau juga di tangannya


Sungguh!
aku tak mengenalnya
tapi aku tau pria bersamanya
sepertinya ia petugas negara

lihat saja di balik celana dalamnya
itu stempel bergambar burung sayapnya melebar
seperti di dada pelacur yang digerayanginya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline