A. Pendahuluan
Globalisasi membawa kejutan yang tidak pernah diduga oleh manusia. Dimana perkembangan teknologi menjadi penyebab utama degradasi moral dan hilangnya aspek spiritual dalam diri manusia. Media massa adalah salah satunya, ia sangat diminati karena kemudahan dan kecepatannya dalam mengakses serta memberikan informasi. Dengan adanya media sosial manusia mampu mengirim apapun dan tidak perlu untuk bertatap muka. Namun seolah teknologi ingin melahirkan manusia yang humanis malah berakibat pada keterasingan dalam lingkungannya. Aspek yang paling banyak diserang adalah moral. Dimana generasi millennial sudah mengalami banyak penyimpangan. Seperti yang kita lihat di November 2020 terdapat kasus penyebaran video pornografi yang sudah ditonton ribuan orang, dalam kasus ini juga dikaitkan dengan artis muda Indonesia berinisial (G). Nah adakah wacana-wacana tertentu di media massa dalam kasus seksualitas ini dan apakah ada tujuan atau motif tertentu dalam penyebaran video porno ke media sosial. Penulis tertarik untuk menganalisa keterkaitan teori kekuasaan seksual atas kasus yang sempat viral di media sosial dengan sumber data dari detikNews dan CNNIndonesia.
B. Pembahasan
a. Teori Kekuasaan Michel Foucault Dalam mengkaji fenomena kasus video porno penulis memakai teori Michel Foucault. Dimana Michel Foucault merupakan seorang sosiolog dari Prancis ia dikenal sebagai filsuf, sejarawan dan psikologi. Foucault dalam pemikirannya yaitu mengenai kekuasaan, seksualitas serta tentang arkologi. Nah dalam kekuasaan seksualitas ia melihat bahwa seksualitas yang berkembang dimasyarakat itu yang semula bersifat private berubah menjadi konsumsi umum. nah wacana seksualitas ini dipengaruhi oleh kuasa. Seksualitas dijadikan bahan kapitalisme untuk mendongkrak keuntungan dalam system kapitalis untuk kepentingan mereka. 1
Mengutip dari buku Menurut Foucault, sejarah seksualitas itu pada dasarnya terdapat pembentukan wacana yang kemudian merambah pada pikiran atau kuasa. Di barat seksualitas dipahami sebagai body atau tubuh manusia. Kemudian lambat laun pemikiran itu diubah bahwa seksualitas bukan hanya tentang tubuh akan tetapi tentang pikiran. Nah seks juga bukan masalah hukum atau kenikmatan semata akan tetapi seks merambah pada konsep benar salah, bernilai atau tidak.
Dari konsep inilah seksualitas terbentuk. Seksualitas tidak bisa dilepaskan dari konsep kuasa, nah penerapan konsep kuasa menurut Foucault tentang kepatuihan dan tidak kepatuhan manusia dengan hukum yang berlaku . meminjam kalimat dari Foucault bahwa "bila kekuasaan tiada lain kerjanya kecuali represif, akankah kita dapat mempercayai bahwa seseorang pasti terus mematuhi secara sukarela?"
Konsep Foucault tentang seksualitas bukan untuk penindasan tapi dalam konteks kekuasaan. 3 Kekuasaan dapat mengontrol manusia dalam kenikmatan kenikmatan yang intim yang membuat manusia tak kan terlepas olehnya.
Nah untuk mencegahnya maka diperlukan semacam penolakan, ketidak mauan, tapi juga dibutuhkan rayuan, rangsangan yang merupakan teknik dari kuasa. Sampai disini kita tahu kekuasaan seksualitas mempunyai makna yang tersembunyi dalam wacana-wacana yang mampu kita tahu dengan cara menganalisa struktur bahasa. b. Analisa Teori Kekuasaan Michel Foucault Dalam Kasus Penyebaran Video Pornografi Dari detik.News, mengungkapkan November lalu ada kasus video yang mirip artis inisial (G) yang terlihat perempuan itu sedang beraktivitas seksual dengan seorang pria. Ada televisi yang menyala dan ada tirai coklat." Polri juga menghimpun agar tidak ada penyebaran video ini ke media, karena ada hukumnya.
Dalam analisa penulis ditemukan bahwa kekuasaan seksualitas ada pada praktik ekonomi dimana seks yang semestinya bersifat privacy dan subyektif tersebut sudah menjadi alat dari kapitalisme, dia disebarluaskan demi kepentingan ekonomi. Seperti dalam pernyataan pelaku penyebar video porno pada kasus yang menggeret artis itu. Pernyataan pelaku atas motif penyebaran video pada Jumat, yang di tulis dalam detikNews "menyebarkan video untuk motif ekonomi, dan kedua untuk ikuti kuis kalau followers nya banyak, untuk mengikuti giveaway."
Nah dalam pernyataan ini tentu motif dari penyebaran video itu adalah ekonomi, dimana melihat perempuan hanya sebagai komoditas atau barang yang diperjualbelikan. Maka disinilah posisi seks yakni dibawah kapital dan modal. Dimana seks adalah bagian dari tawar-menawar dan marketing, nah inilah kenapa persoalan seks yang seharusnya itu bersifat private atau subyek ini menjadi konsumsi umum masyarakat. Seperti pernyataan dari Foucault kuasa disini tidak dapat terlihat, namun dapat mengendalikan tubuh individu, yaitu dapat diketahui melalui efek-efeknya. Ini sejalan dengan kasus penyebaran video pornografi yang melibatkan artis (G), kalau sebenarnya kuasa disini adalah media yang menyebabkan efek perilaku manusia untuk membelokan paradigmanya, yang seharusnya ini sebuah konsumsi pribadi malah disebar luaskan untuk kepentingan ekonomi.
Media menjadi kuasa atas manusia, dapat mempengaruhi manusia dalam melakukan satu aktivitas. Kemudahan dan kemewahan yang diberikan teknologi memberikan stamina tersendiri untuk manusia dalam berkembang dan menumpuk kekayaan.