Usaha Bunga Melati yang terdapat di Desa Maribaya Tegal telah menjadi sorotan karena beberapa tahun lalu resmi go internasional. Produk melati yang banyak dibutuhkan negara luar membuat usaha bunga melati Bapak Wiryono banyak mendapatkan pesanan.
Badan Usaha kecil yang dirintisnya itu bernama "Sekar Melati". Bunga melati sendiri banyak ditanam oleh petani di desa Maribaya, sehingga produk dipastikan unggul dan masih dalam keadaan bagus. Namun berbeda jauh dengan keadaan sebelum adanya Pandemi.
Saat Pandemi, permintaan semakin berkurang, pemasaran hingga sampai keluar negeri pun tidak bisa sehingga pendapatan berkurang.
Seperti yang dikatakan oleh Mba Uut selaku admin di badan Usaha bernama sekar melati itu, bahwa terjadi penurunan yang signifikan terhadap pendapatan dan juga pesanan dari konsumen. Melihat hal itu dijelaskan Mba Uut kembali, pemilik usaha terpaksa memecat beberapa karyawan dan karyawan lainnya bekerja secara shif.
"Kalau Di masa pandemi ini memang penurunan terus mba, pemasaran paling ke daerah-daerah sini saja di Indonesia. Tidak bisa sampai ke luar negeri". Kata Mba Uut
"Kebijakan adanya kerja shif sebenarnya untuk membantu karyawan agar menghindari adanya pengurangan karyawan lagi. Jadi sebisa mungkin dari Pak Wiryono membaginya, meski dengan gaji sedikit." Kata Mba Uut
Pandemi sangat berpengaruh terhadap banyak sektor seperti yang dirasakan Bapak Wiryono, Usaha melati ini salah satu yang membantu perekonomian masyarakat desa Maribaya, terutama Ibu rumah tangga yang banyak bekerja disini.
"Memang banyak tetangga-tetangga saya yang saya ajak untuk kerja disini agar terbantu perekonomiannya." Kata Pak Wiryono
Mengingat di Masa Pandemi semua orang bekerja di rumah, mau tidak mau perekonomian harus tetap stabil dengan cara bekerja. Sehingga Badan Usaha "Sekar Melati" ini tetap beroperasi selama pandemi.
"Iya Mba tetep berproduksi, soalnya masih ada pesanan meski tidak sebanyak dulu. Pesanan kebanyakan buat nikahan dari luar kota semua." Kata Mba Uut