Lihat ke Halaman Asli

Beban Berkurang Sebab Bisa Cicil Hutang

Diperbarui: 21 Juli 2024   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku tidak tahu aku bisa memulai dari mana, yang pasti saat ini, aku bahagia sekali. Mungkin ada satu hal yang bisa buat aku belajar sambil terjun langsung. Meski sebenarnya itu bukan suatu hal pilihan bagi aku. Sekitar 5 tahun silam, aku yang masih tahap syok karena mempunyai pinjaman di salah satu bank, yang mengharuskan aku harus putar otak untuk bisa mendapatkan uang. Padahal dalam keadaan masih pemula yang di usia pernikahan yang ke-3, tapi aku berusaha untuk tidak merepotkan orang tua atau keluarga dekat. Sebab aku tidak mau mereka bahwa aku punya kesulitan dalam hal keuangan. 

Ternyata suami mempunyai teman seangkatan sewaktu duduk di bangku sekolah menengah pertama, walhasil dibantu satu juta, aku sangat beruntung sekali. Ternyata sekitar hampir 5 tahun aku belum bisa melunasi hutang tersebut. sampai akhirnya, kemarin aku mendapatkan info kalau teman suamiku sudah meninggal sekitar 3 tahun  silam, jadi aku sangat terbebani karena aku belum diberi kesempatan untuk berterimakasih  dan mengembalikan uang tersebut. 

Aku mencari info apa mungkin istrinya masih ada dirumah suami nya atau tidak, ternyata kabar yang aku dapat bahwa istri almarhum menikah lagi. Tak pantang menyerah, aku meminta nomor telfon istrinya, agar suatu saat jika aku ada rejeki bisa langsung mentransfer, karena tempat tinggal yang sekarang berada di luar kota. 

Alhamdulillah, Alloh Maha pengasih, hari ini aku bisa melunasi hutang tersebut, meski sangat lama, sampai sang pemberi pinjaman meninggal, tapi yang namanya hutang itu tetap hutang, aku berusaha untuk melunasi. 

Dari sini aku ambil hikmahnya yaitu seperti air (rejeki) yang ada di bak penampung, seharusnya air itu bisa mengalir untuk mengaliri tumbuhan (kehidupan kita), namun karena lubang air tertutup oleh hutang. makanya air yang mengalir itu kurang maksimal. Pada waktu saya mencabut (melunasi) penutup (hutang), apa yang aku rasakan ? yaitu kehidupan ku merasa tenang, ya setenang tumbuhan yang mendapat pasokan air yang cukup.

Itulah pengalaman berharga dari ku, semoga penutu-penutup lubang rejeki ku bisa aku cabut semua, agar kedamaian akan kurasa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline