Lihat ke Halaman Asli

The Curious Lusi

Diperbarui: 19 Agustus 2023   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Libur panjang telah usai dan tahun ajaran baru pun dimulai. Putri kecilku, Lusi, sudah tidak sabar mencoba seragam pertamanya di sekolah. Seragam dengan model sailor dann rok pleated yang cenderung menjuntai kepanjangan membuat ia tampak lebih pendek dari aslinya. Dia bermata bulat, berambut ikal dan selalu minta di kepang dua. Rambutnya tidak sedemikian panjang, tapi cukup hitam dan lebat untuk kategori anak usia 6 tahun.

            Sehari sebelum Senin, ia telah mondar mandir mencoba sepatu barunya, mematut diri di depan cermin dengan seragam dan tas bermodel randoseru.

"Wah, bagus. Tapi roknya kepanjangan." Ucapku sambil menyentuh pundak Lusi.

"Tidak apa-apa, Yah. Lusi akan semakin tinggi beberapa hari lagi." Bibir tipis itu tampak tersenyum lebar. Ada gigi yang tanggal dan baru mulai tumbuh di bagian depan.

"Kaca matanya nggak di pake?"

"Dipake"

            Keluarga kami adalah sekumpulan orang dengan kacamata. Ayah dan ibuku, menggunakan kacamata sejak mereka kecil. Aku pun juga, ketiga kakakku juga menggunakan kaca mata, istriku dan Lusi, putriku, pun sama. Apa mungkin keturunan? Entahlah.

"Mau bekal apa hari ini, Sayang? Biar Ibumu buatkan." Aku tahu jika istriku tak pandai memasak. Tapi aku selalu meyakinkan Lusi, bahwa masakan ibunya, enak.

"Mau nasi goreng sosis dan acar mentimun?"

Lusi mengangguk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline