Penelitian merupakan sebuah cara untuk mengkaji suatu fakta maupun untuk mencari kebenaran. Dalam suatu penelitian diperlukan metode-metode untuk menemukan realitas yang objektif dan logis serta sistematis. Adapun metode-metode tersebut yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
Dapat diketahui bahwa keberadaan kebenaran suatu ilmu berasal dari filsafat yunani yan g meliputi filsafat alam yang dulunya menjelaskan tentang peristiwa alam berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan alam ghaib atau yang lebih dikenal dengan mitosentris.
Seiring berkembangnya pemikiran manusia, filsafat alam telah dikesampingkan dengan adanya fisafat manusia yang berpacu pada manusia sebagai sumber kebenaran. Dari sini dapat terlihat adanya perubahan pemikiran dalam mencari kebenaran yang berawal dari mitosentris berubah menjadi logosentris. Kemudian kajian-kajian tentang kebenaran yang bersumber dari dalam manusia terus tumbuh sehingga menciptakan filsafat ilmu. Dalam hal ini, diketahui mengenai kebenaran yang bersumber dari kehidupan realitas yang berpacu pada fakta empiris.
Fakta-fakta empiris inilah yang menjadikan manusia untuk lebih mendalami dan mencari kebenaran yang mutlak. Kebenaran inilah yang mendorong lahirnya logika sainstifik. Logika sainstifik merupakan logika yang meliputi kebenaran empiris, objektif, logis dan dikemas dalam susunan yang sistematis.dari keempat elemen itulah ilmu penngetahuan terbentuk. Pelopor yang sangat berpengaruh dalam malah ini adalah Aristoteles, beliau disebut sebagai bapak ilmu karena beliau mampu meletakkan dasar-dasar dan metode ilmiah secara sistematis.
Semakin berkembang kebenaran tentang kajian ilmu, banyak ilmuan dan penemuan serta kajian tentang ilmu semakin banyak. Sehingga kajian tentang ilmu tdak hanya berpusat pada hal-hal yang ilmu pengetahuan akan tetapi juga menyentuh kehidupan sosial manusia. Aguste Comte merupakan orang yangt sangat berpengaruh mengenai ilmu pengeahuan tentang kehidupan sosial. Beliau merupakan orang yang pertama kali menstransfer ilmu tentang alam ke ilmu tentang manusia yang menganut paham positivistik dan beliau disebut bapak sosial.
Dari sinilah kemudian munculnya metodologi penelitian kuantitatif, metodologi ini berparadigma posivistik yang terdapat realitas obkektif yang dapat dipelajari, ditangkap dan dipahami yang mempelajari fakta dari luar sitem dan mencari fakta yang sama diantara berbagai budaya yang berhubungan dengan fenomena.
Metodologi penelitian kuantitatif ini dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: eksperiman dan non-eksperimaenn. Eksperimen mencakup perlakuan mengenai adanya interfensi terhadap subjek penelitian, sedangkan Non-eksperimen yaitu mengumpulkan data tanpa perlakuan. Non-eksperimen ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu deskriptif yang membahas hanya satu variabel, dan korelasib yang membahas minimal dua variabel, selanjurtnya ialah perbandingan yang mengkaji tentang membandingkan dua kelompok subjek yang berbeda.
Disinilah telah kita ketahui bagaimana suatu kebenaran didapatkan melalui waktu yang cukup lama dengan berbagai tahapan mulai dari pemikiran yang berpegang teguh dengan kejadian alam berkaitan dengan hal-hal goib yang disebut mitosentris hingga terkuaknya metode penelitian. Dan dari sanalah suatu metode untuk mendapatkan kebenaran dikembangkan dengan melalui penelitian ilmiah. Metode-metode tersebutlah yang telah kita kenal dan pelajari yang berupa metode kualitatif dan kuantitatif. Dengan adanya metode-metode itu mempermudahkan manusia untuk melakukan penelitian yang ilmiah guna mengungkap suatu kebenaran maupun mengembangkan suatu pengetahuan ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H