Lihat ke Halaman Asli

Rosyidah Puspita Destyari

Mahasiswa Universitas Brawijaya

Pentingnya Keseimbangan Lintasan untuk Menciptakan Produktivitas Kerja pada Kegiatan Industri

Diperbarui: 14 Juli 2024   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dokumen pribadi

Industri merupakan kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suatu bahan mentah (raw material) menjadi suatu barang yang bernilai tinggi (product). Dalam pelaksanaannya, kegiatan industri memiliki elemen yang sangat kompleks baik dari aktivitas yang dilakukan ataupun elemen-elemen yang mendukung terlaksananya operasi dengan lancar.  Elemen-elemen tersebut terintegrasi untuk mewujudkan kegiatan operasional suatu perusahaan.

Keseimbangan lintasan merupakan suatu metode yang digunakan untuk perbaikan secara berkelanjutan. Keseimbangan lintasan perlu diterapkan pada kegiatan industri untuk mengurangi maupun menghilangkan adanya kerugian baik dari waktu tunggu (lead time),  waktu menganggur (idle time), serta pemborosan (waste) lain yang mungkin terjadi. permasalahan keseimbangan lintasan berupa tingginya angka waktu tunggu berdampak pada aliran bahan yang tidak lancar sehingga kapasitas tiap tahapan proses tidak seimbang. 

Hal tersebut memicu adanya bottleneck yang dapat mengurangi produktivitas dengan adanya penurunan jumlah produk yang dihasilkan pada waktu tertentu. Permasalahan berupa waktu menganggur menunjukkan bahwa tidak seimbangnya beban kerja dengan waktu yang tersedia. Permasalahan ini dapat terjadi ketika aliran bahan antar proses tidak lancar maupun adanya kelebihan sumber daya baik fasilitas produksi maupun tenaga kerja. Ketidakseimbangan tersebut menunjukkan ketidakoptimalan pemanfaatan sumber daya yang ada. 

Kurang optimalnya pemanfaatan sumber daya menyebabkan efisiensi kerja menurun dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerugian. Kerugian tersebut berasal dari biaya produksi yang lebih besar dari seharusnya sehingga mengurangi keuntungan yang didapat perusahaan. Sementara itu, pemborosan (waste) lain yang menyebabkan ketidakseimbangan lintasan diklasifikasikan menjadi overproduction, waiting, transportation, excess processing, inventories, motion, defects, dan non  utilized talent. 

Identifikasi keseimbangan lintasan dapat dilakukan melalui pendekatan studi waktu. Studi waktu merupakan metode untuk menganalisis performansi lintasan melalui waktu baku setiap elemen pekerjaan yang dilakukan pada proses produksi. Untuk mengukur performansi lintasan, pertama-tama diperlukan data waktu siklus tiap elemen pekerjaan. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan mempertimbangkan rating factor dan kelonggaran yang terjadi. 

Setelah didapatkan waktu baku untuk setiap pekerjaan, maka selanjutnya dapat dihitung performansi lintasan menggunakan parameter line efficiency, balance delay, dan smoothness index. Semakin besar nilai parameter line efficiency maka semakin bagus performansi pada lintasan yang diukur. Sebaliknya, semakin besar nilai parameter balance delay dan smoothness index maka semakin buruk performansi lintasan. Dengan parameter tersebut selanjutnya dapat dianalisis lebih lanjut permasalahan yang terjadi untuk diperbaiki. 

Solusi dapat berupa penyesuaian metode kerja, penambahan fasilitas produksi, pembaruan teknologi pada fasilitas produksi, pengurangan tenaga kerja, pengelompokan ulang elemen pekerjaan, penugasan ulang tenaga kerja, hingga perbaikan tata letak fasilitas. Perbaikan keseimbangan lintasan tersebut sebaiknya didasarkan pada kondisi aktual perusahaan sehingga solusi perbaikan memungkinkan untuk diterapkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline