Lihat ke Halaman Asli

Ketika Guru Harus Berburu

Diperbarui: 21 Desember 2020   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: pixabay.com

Pembelajaran semester ganjil sudah berakhir, yang sebelumnya didahului dengan pelaksanaan PAS. Dan alhamdulillah berjalan dengan baik. Meskipun ada beberapa kendala mewarnai kegiatan PAS tersebut. 

Kendala mengenai pemantauan pelaksanaan PAS, sampai dengan penanganan siswa yang tidak mengikuti PAS dengan berbagai ragam alasan. Penanganannya pun beragam. Mulai dari penanganan melalui WA group, chat pribadi, telepon, bertemu dengan siswa secara langsung, PAS susulan, sampai  dengan melakukan kunjungan rumah. Hal ini dilakukan agar pembagian rapot bisa tepat waktu.Seperti yang saya lakukan saat pelaksanaan PAS yang dilakukan secara  bergilir kemarin. Tekniknya yaitu, satu kelas yang terdiri dari sekitar tiga puluh orang, dibagi menjadi dua sesi, yang masing-masing sesi dihadiri sekitar lima belas orang dengan tetap memperhatikan 3M. 

Penjagaan dari pihak sekolah diatur sedemikian rupa. Pintu keluar masuk siswa pun diatur. Pintu gerbang depan dan belakang semua dibuka untuk menghindari siswa yang berjubel. Dan setelah melakukan kegiatan PAS, siswa dianjukan untuk langsung pulang, agar mereka tidak menggerombol. Intinya dari pihak sekolah benar-benar berupaya menerapkan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya.

Dan pada saat itu juga, saya memanfaatkan aji mumpung. Maksudnya, mumpung siswa ada di sekolah, saya catat satu persatu nama-nama siswa yang belum mengumpulkan tugas dan belum mengikuti PTS. Karena sehabis PAS siswa langsusng pulang, maka dengan sangat terpaksa saya memasuki tiap kelas  dan menghubungi wali kelasnya, yang di dalam kelas tersebut terdapat anak yang namanya tercantum dalam catatan saya. 

Itu pun terkadang saya tidak bertemu dengan siswa yang saya maksud. Karena kedahuluan mereka pulang. Padahal teman-teman di kelasnya masih banyak yang belum selesai mengerjakan soal. Saya sempat berfikir bahwa saking pinternya mereka, sehingga mereka bisa menyelesaikan soal dengan cepat atau saya yang terlambat datang (mencoba berpikir  positif).

Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pihak sekolah. Baik itu penanganan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas, maupun guru BK. sudah barang tentu atas seizin dan berdasarkan arahan dari kepala sekolah. Kami berburu agar semua siswa kami memiliki nilai dalam semua mata pelajaran. Salut, Itu yang bisa saya katakan untuk usaha para teman dewan guru dalam memperjuangkan nilai siswanya.

Para guru mendadak jadi pemburu. Lebih tepatnya beburu untuk mendapatkan nilai siswa. Karena dari kami tidak ingin sampai ada siswa yang tertinggal mendapatkan nilai apalagi ketinggalan mendapatkan rapot. Bukan hanya kepada siswa. Tapi kerjasama guru, orang tua siswa, wali dan guru BK sangat diperlukan.Dan bersyukur, di sekolah kami itu semua terjalin dengan sangat baik. Memang di masa pandemi seperti sekarang ini, guru mendapatkan bonus. Yaitu bonus pekerjaan yang berlipat dalam menghadapi siswanya.

Terkadang guru harus membawakan soal-soal PAS ke rumah siswa, karena setelah dilakukan berbagai upaya, siswa tidak juga muncul. Bahkan sudah bertemu siswa yang dimaksud, dan siswa tersebut bersedia menghadap setelah kegiatan di sekolah selesai, tetapi siswanya tidak juga kunjung tiba. Sehingga kunjungan rumah inilah yang dijadikan  upaya sebagai cara yang ampuh untuk berburu mencari siswa.

Setelah PAS usai, para  guru disibukkan dengan pengerjaan e-raport. Dan dalam minggu berikutnya diadakan rapat  dewan guru, yang salah satu pembahasannya adalah  mengenai sistem pembagian rapot. Yang pada akhirnya diputuskan, bahwa untuk sementara rapot bisa dilihat  secara langsung oleh siswa dan orang tua siswa melalui link  dari masing-masing siswa yang akan dibagikan oleh wali kelas. Sebetulnya para wali kelas juga sudah membuat print outnya yang akan digunakan sebagai bukti fisik dan  sebagai  persiapan jika sewaktu-waktu ada siswa atau orang tua siswa yang menginginkan bukti rapot yang sudah jadi.

Dan hari jum'at kemarin merupakan hari terakhir dalam semester satu ini, yang ditandai dengan pembagian rapot secara online. Bunyi WA secara pribadi dari siswa pun beberapa kali terdengar. Mereka rata-rata menanyakan tentang pembagian raport. Begitulah, meski sudah ada pemberitahuan melalui group, kadang mereka masih menanyakan secara pribadi. Bisa jadi karena belum membaca, atau karena kekurangpahaman mereka tentang apa-apa yang diumumkan oleh wali kelas.

Dan dari hasil tugas pengamatan saya, nilai PAS kali ini lebih murni jika dibandingkan dengan  PAS sebelumnya. Karena  rata-rata siswa mengerjakan soalnya sendiri tanpa bertanya kanan kiri, apalagi sampai menghitung kancing baju...hehe. Sehingga hasil PAS bisa dijadikan tolok ukur kemampuan siswa dalam penguasaan Kompetensi Dasar dalam setiap mata pelajaran. Karena saat tatap muka tidak ada campur tangan dari orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline