Ku lewati pintu untuk memasuki rumahku
Perlahan bau wangi merasuki hidungku dengan lembut
Maafkanku, jika aku sempat menafikan keberadaanmu
Sungguh ku terlupa, jika engkau yang hampir setiap malam mengharumkan sekelilingmu
Maafkanku, jika aku memetikmu sesuka hatiku
Kupejam mata, ku tarik nafas dalam-dalam
Kulakukan itu tuk menikmati aroma mewahmu
Maafkanku, jika aku mengganggu an menggenggamu
Sungguh bukan maksudku tuk memainkanmu dalam genggamanku
Tapi karena ku berhasrat untuk menikmati deru wangimu lebih dalam masuk ke hidungku sampai rongga leherku
Maafkanku, yang memetikmu demi memuaskan hasrat egoku