Hmm… sungguh malu dan memilukan
Kita semua pasti menyayangkan ya, karena banyak sekali pejabat yang menjadi tersangka. Ikut terlibat dalam kasus korupsilah, narkoba lah, penipuan lah, perjudian lah. Inisial AB, BA, BW, BJ, AE, AD, XYZ blab la bla. Kenapa bisa begini? Apakah itu sudah menjadi tradisi? Atau niat mereka memang bukan ingin memimpin dengan benar? Hanya mereka dan Tuhan yang tau.. hehe
Jika kebiasaan ini dilakukan terus menerus, bagaimana nasib Negara kita? Tidak ada rakyat yang bisa mempercayai mereka, karena mereka hanya mengikuti nafsu. Mereka yang berbuat apa tidak punya pikiran? Mereka hanya mementingkan dirinya sendiri? Tidak memikirkan nasib keluarganya? Hasil dari perbuatannya apa? Yang ada malah rugi sendiri. Apa mereka tidak malu? Duh.. mungkin mereka memakai topeng.. -.- buka dulu topengmu pak buk..
Coba deh, banyak kita lihat dan dengar di pemberitaan. Banyak sekali pejabat yang tersandung kasus hukum, entah itu DPR, Bupati, Walikota, Ketua KPK, Pengacara, Hakim, atau Ketua MPR malah terjebak dengan sebutan tersangka. Jangankan baru bekerja sebulan dua bulan, ada juga yang baru akan dilantik, malah ditetapkan menjadi tersangka. Sesorang yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, lalu terpilih, dan akan dilantik yang menandakan bahwa ia baru akan memulai tugas-tugasnya. Ini belum apa-apa, belum ada hasil karya yang disuguhkan. Apa ini hasil karyanya? Menjadi tersangka? Ini mah, sebelum menjabat saja sudah niatnya aneh-aneh, apalagi menjabat. Mau jadi calon pejabat atau calon TERSANGKA sih? Bisanya hanya mengecewakan rakyat yang telah memilihnya, gimana rakyat akan merasa puas jika seperti ini. Apalagi yang sudah menjadi tersangka dan ingin tetap menjabat, apa tidak malu ?? mau memimpin malah gagal, mau untung malah rugi, mau hidup tenang malah dipenjara, mau kaya malah miskin, mau populer malah dibully. Maunya apa lagi??
Dengan susah payah memenangkan simpatik rakyat, dengan susah payah memperebutkan amanah, dengan biaya mahal. Tetapi malah hasilnya NOL BESAR.
Jika kelakuannya benar, tentu kita dukung. Nah kalo seperti ini, tidak mungkin akan didukung. Sikap dan perilaku seseorang akan menjadi teladan dan memberikan inspirasi. Begitu juga dengan pejabat atau wakil rakyat. Tidak mungkin rakyat akan dipimpin oleh terdakwa yang tersandung kasus hukum.
Yang menjadi persoalan sekarang adalah, bagaimana pribadi kita meningkatkan iman, kesadaran dan melenyapkan keinginan-keinginan negative.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H