Lihat ke Halaman Asli

Enok Roswati

PNS, Penulis, Pebisnis

[Genre Remaja] Pesona Cinta Playboy

Diperbarui: 21 Januari 2022   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi cerita

"Pesona Cinta Playboy!"

Pada bulan Ramadhan ini merupakan kesempatan bagi orang-orang untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal mereka. Tapi bagi si Rangga, bulan Ramadhan merupakan kesempatan buat cari gebetan baru. 

Dengan pakaian ala primus (pria mushola) gitu siapapun pasti tertarik padanya. Ups... kecuali Tari tentunya, sobat kentelnya dari masih TK. Dia tahu betul karakter si Rangga.

"Huh... dasar playboy cap kutu kupret. Tampang sih engga beda jauh dengan Nicholas Saputra, tapi kelakuannya sangat beda jauh. Rangga dalam film AADC tipe pria yang serius, pendiam dan yang penting setia ama cintanya. 

Lah, Rangga yang ini boro-boro setia tapi mendua, kalau mendua sih udah biasa kali ya... tapi ini mensepuluh. Katanya sih buat stok, persediaan gitu..." gerutu Tari sambil duduk di kursi teras rumahnya. 

Sore hari sambil nunggu adzhan maghrib, duduk di kursi teras rumahnya memiliki keasyikan tersendiri sambil melihat orang yang berlalu lalang di depan rumahnya. Pikirannya masih dipenuhi kata-kata Vivi teman satu SMA nya yang dia kenalkan seminggu yang lalu dengan Rangga, dan setelah satu minggu kemudian akhirnya gadis itu baru bercerita telah diputuskan Rangga tadi pagi.

"Hey Tar... ngapain kamu ngelamun sendiri di depan teras lagi... gak takut kesambet setan apa ya... apalagi depan rumah kamu ada pohon rambutan lho, Tar..." Suara Rangga yang niatnya mengagetkan Tari, berujung jadi ingin nakutin sobatnya itu. Membuat Tari mengerutkan kening, sedikit bergidik sebelum logikanya kembali normal. 'ini kan bulan Ramadhan ya, bukannya kata Pak Ustadz setan itu diikat ya? Ish... si Rangga di dengerin...' bisik Tari dalam hatinya.

            "Hahaha.... Kamu takut ya Tar?" tawa Rangga akhirnya pecah melihat ekspresi sobat yang satu ini terlihat menarik. "Ish... apaan sih!" ucap Tari ketus. Rangga hampir setiap sore mampir ke rumah Tari, biasanya sampai maghrib hanya untuk nyicipin takjil buatan mama Tari yang selalu pas di lidahnya. Mereka bertetangga dekat, orangtua Rangga dan Tari mereka sudah sangat dekat. Jadi keduanya sudah tak asing lagi jika main di rumahnya masing-masing. "Mending kesamber setan baik, daripada kesamber kamu?" ketus Tari. "Ada ya setan baik? Hahaha...." Goda Rangga. "Tau akh... pulang sana aku ga terima tamu!" usir Tari yang tentu saja ga sungguh-sungguh.

            "Koq kamu ngomongnya gitu sih Tar? Kamu marah ya..." tebak Rangga. "Iya, aku sangat... sangat marah tau, Hey... ngapain juga kamu putusin si Vivi, dia itu temen aku tau, dia perempuan baik... ish dasar playboy cap kutu kupret!" ucap Tari panjang lebar dengan penuh kemarahan. "Oke-oke, tenang ya... Aku emang mutusin si Vivi, tapi aku mutusin dia dengan cara baik-baik koq... suer" jelas Rangga dengan mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V. "Heh... yang namanya diputusin, mau cara kasar, mau cara baik, tetep aja nyakitin. Dasar kutu kupret!" umpat Tari.

            "Dengar ya, dia itu mencoba untuk tegar, walau aku nyalahin kamu, maki-maki kamu. Tapi anehnya dia tetep ngebelain kamu. Nyesel aku kenalin Vivi sama kamu... kalau mau diputusin engga usah aku kenalin dia, mana jadiannya cuma seminggu lebih satu hari, dihari ulang tahun dia lagi, gimana ga nyesek tuh... kasian bener si Vivi..." omel Tari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline