Lihat ke Halaman Asli

Rosul Jaya Raya

Pasca Sarjana

Cerpen Horor: Api Dendam di Bulan Hantu

Diperbarui: 30 Mei 2024   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.indigo.com.tw

Asap dupa membubung tipis, di sisi sesajen yang berjumlah ganjil, pada pelataran rumah keluarga Tionghoa. Sayup-sayup terdengar doa baik dari keluarga untuk arwah para leluhur. Pada bulan ketujuh kalender Lunar tahun Imlek, Nian Lian datang bertandang membawa api dendam yang siap membakar. Tangannya mengepal. Wajahnya penuh benci.

Namun, matanya melelehkan air, saat dia mengelilingi rumah itu. Dia melihat keluarganya berdoa takzim di depan sesajen leluhur dan sembahyang arwah lalu makan bersama dan riang bersenda gurau. Rindu dan dendam menghanguskannya seperti uang arwah, pakaian, sepatu, dan tas yang telah dibakar dalam tempayan.

Hanfu (termasuk pakaian perempuan Tionghoa) yang diberikan keluarganya sangat cocok. Cantik sekali Nian Lian dengan Hanfu warna merah. Sebagaimana dulu, di setiap perayaan Tionghoa, ayah dan ibu menyuruhnya berpakaian warna merah sebab lambang kebahagiaan.

Tidak semua merah begitu. Ada merah yang mengucur deras---dari tubuhnya yang dipotong-potong memakai pisau dapur yang sudah diasah setajam mungkin---tetapi tidak membahagiakan.

Nian Lian mengutuk dan benci dirinya sendiri, yang telah terkurung asmara busuk. Dia merasa sangat busuk, saat harta kewanitaannya disodok paksa Jordan bajingan. Senyum lelaki sialan itu ibarat iblis yang licik dan Nian Lian adalah insan lemah yang termakan rayuan bejat iblis.

****

Dalam gelap yang hening, lewat pukul dua belas malam. Tubuh mulus Nian Lian dipotong-potong. Keheningan yang seharusnya menampakkan gambar-gambar mengerikan di otak. Biasanya akal yang mengelola bayang-bayang seram itu, memerintahkan lari! Atau suara-suara benda disenggol tikus dalam kegelapan kelam setidaknya bikin Jordan bergidik, tetapi aktivitasnya tidak berhenti.

Lalu untuk pertama kali setelah sekian tahun lamanya, kengerian menyeruak, di malam Jum'at saat Jordan hendak membuka pintu kamar mandi. Engsel dia utik. Sebelumnya dia mendengar suara air berisik dalam bak mandi. Kucing atau tikus? Maka dia coba memeriksa sesuatu.

Duuukkkk!

Dia tutup kembali pintu kamar mandi dengan keras. Seketika wajahnya sepucat mayat, matanya selebar liang lahad, dan kakinya bergempa bumi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline