Lihat ke Halaman Asli

Rosa Juwita

Dosen Fakultas Farmasi

Sosialisasi Physical Distancing dan Penggunaan Toga untuk Jamu Peningkat Imunitas Pencegahan Covid-19 di Desa Bandar Lor

Diperbarui: 15 Juni 2021   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sars-CoV-2 atau biasa disebut Covid-19 merupakan penyakit yang bersifat menular. Peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia semakin tidak terkendali dengan gejala umum demam lebih dari 38c,  gangguan pernapasan ringan hingga sedang, namun pada pasien yang memiliki riwayat penyakit lain atau comorbid maka penyakit penyerta akan menjadi pemberat kasus penanganan Covid-19. Persentase penularan lebih cenderung pada individu usia lanjut dan mereka yang memiliki riwayat masalah medis seperti kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis dan kanker (Kemenkes, 2020).

Program-program pencegahan/preventif penularan Covid-19 pun diberikan kepada masyarakat luas secara langsung, media elektronik maupun media sosial. Himbuan yang telah diedarkan oleh Kementrian Kesehatan [A1] yaitu berupa mencuci tangan dengan sabun atau cairan pembersih tangan yang mengandung alkohol, menghindari kontak dengan hewan, pasar hewan dan agar tidak mengonsumsi daging mentah atau daging hewan liar, menghindari kontak secara langsung dengan orang lain atau disebut dengan physical distancing pada orang sakit maupun sehat jika mengalami gejala-gejala demam dan gangguan pernapasan, menghindari keluar rumah kecuali untuk berobat, selalu menggunakan masker dan menerapkan etika bersin/batuk (Kemenkes, 2020). Potensi peningkatan imunitas dari jamu dapat diperoleh dari Tanaman Obat Keluarga [A2] (TOGA). Tanaman obat dapat meningkatkan kekebalan tubuh, karena bersifat preventif [A3] dan promotif melalui kandungan metabolit sekunder contohnya seperti gingiro pada jahe dan santoriso pada temulawak yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Pertiwi dkk, 2020).

Desa Bandar Lor [A4] memiliki luas wilayah 1114 km2 dengan kepadatan jiwa sebesar 10.155 jiwa/km2. Daerah ini merupakan daerah padat penduduk dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 70,08% (RPI2JM, 2020). Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan aktivitas yang tinggi dan beresiko terpapar Covid-19 jika tidak mematuhi protokol kesehatan yang telah diterapkan. Maka dari itu, dilakukan pengabdian kepada masyarakat untuk mensosialisasikan physical distancing sebagai upaya utama dan penting dalam penghentian penyebaran Covid-19 dan penggunaan tanaman TOGA sebagai peningkat imun tubuh masyarakat di Desa Bandar Lor. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desa Bandar Lor, Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri sebanyak 10 rumah tangga. Hasil pretest menunjukkan bahwa sebagian warga telah mengetahui pemanfaatan Tanaman TOGA sebagai jamu atau terapi herbal namun belum mengetahui secara ilmiah khasiat TOGA sebagai peningkat imunitas tubuh, dan warga belum memahami mengenai tujuan dan bagaimana  melaksanakan physical distancing. Gambar berikut adalah dokumentasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi di Desa Bandar Lor.

dokpri

Pemahaman masyarakat mengenai physical distancing dan penggunaan TOGA di Desa Bandar Lor meningkat dari rata-rata 40% menjadi 75%. Masyarakat dapat memanfaatkan TOGA sebagai peningkat imunitas dimasa pandemi Covid-19. Metode penyampaian materi dikala pandemi diharapkan dapat lebih baik dan lebih komunikatif sehingga warga dapat lebih memahami bagaimana memutus rantai penyebaran Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline