Menjaga Kebangkitan Sepak Bola Indonesia

Segenap perhatian pengamat maupun penikmat sepakbola Indonesia sedang terfokus kepada Evan Dimas dan kawan-kawan.

Betapa tidak, skuad tim nasional U-19 itu telah berhasil mempersembahkan Piala AFF 2013 bagi Indonesia dan membuka peluang untuk lolos ke perhelatan Piala Asia 2014 mendatang.

Di pertandingan terakhir Grup G babak penyisihan Piala Asia, Sabtu (12/10/2013), tim besutan Indra Safri itu akan menghadapi Korea Selatan.

Bukan tugas yang mudah memang. Pasalnya, menghadapi tim kuat dari negeri gingseng itu, Garuda muda wajib menang demi tiket otomatis menuju Vietnam Oktober 2014 mendatang.

Jika pun imbang atau kalah, timnas U-19 masih menyisakan peluang lolos lewat urutan kedua terbaik yang tersedia bagi enam tim.

Munculnya bibit baru sepakbola Indonesia, dengan penampilan yang memukau hampir di setiap laga yang dilakoni, ini rasanya memang pantas disebut sebagai kebangkitan. Kita pun dibuat lupa akan bobroknya pengurusan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Tugas berat bagi kita semua bangsa Indonesia adalah menjaga kebangitan itu. Kita tentu berharap, suatu sata timnas Garuda bisa berlaga di ajang Piala Dunia. Pengurusan PSSI boleh carut-marut, namun prestasi harus tetap dituntut.

Sedikit mundur ke belakang, Italia pernah membuktikan bahwa ketidakbecusan pengurusan organisasi sepakbola tidak berbanding lurus dengan prestasi. Di tengah rongrongan Skandal Serie A (Calciopoli), timnas Italia tetap mampu menjadi Juara Dunia 2006.

Jadi, bobroknya pengurusan PSSI tak perlu lagi menjadi alasan minimnya prestasi. Kita buktikan Indonesia adalah bangsa yang besar, salah satunya lewat sepakbola. Kebangkitan ini harus tetap dijaga. Walaupun, lagi-lagi dengan sedih kita katakan, di tengah amburadulnya pengurusan PSSI yang seolah hanya menjadi ladang rebutan beberapa pihak saja. sumber: http://siarnusa.com/suaranusa/menjaga-kebangkitan-sepakbola-indonesia