Disebuah desa yang ada di Sragen, banyak orang yang harus berjuang keras untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha mereka. Salah satunya adalah Ibu Sumarni, seorang wanita berusia sekitar 67 tahun yang kini sukses dengan usaha penjualan kain Kasur yang dibangun sejak 1995. Kisah perjuangannya dimulai dengan penuh tantangan namun ketekunan dan semangat pantang menyerah membuatnya mampu membuka lapangan kerja bagi sekitar 30 orang di sekitarnya.
Sebelum terjun ke bisnis kain kasur, Ibu Sumarni pernah berdagang barang kelontong. Namun, demi menambah penghasilan, ia beralih ke usaha penjualan kain kasur. Awalnya, ia belajar dari temannya tentang cara membuat kasur. Ia bekerja keras, mulai dari memotong kain sendiri hingga larut malam. Seiring berjalannya waktu, Ibu Sumarni berhasil mengembangkan usahanya, sehingga kini ia memiliki pekerja yang membantu dalam proses penjualan kain kasur.
Tidak hanya sukses di lingkungannya, Ibu Sumarni juga menjual kain kasurnya hingga ke luar Jawa. Proses pengirimannya dilakukan melalui jasa pengiriman, dan para pembelinya berasal dari berbagai kalangan, termasuk yang hanya bermodalkan kepercayaan. Dalam perjalanan usahanya, Ibu Sumarni menghadapi berbagai tantangan, termasuk menghadapi pelanggan atau "bakul" yang terkadang tidak membayar tepat waktu atau tidak beres. Namun, ia tetap menjalankan usaha dengan teguh, karena ia percaya bahwa lebih banyak hal positif yang ia dapat daripada tantangan yang dihadapi. Keberhasilan Ibu Sumarni dalam menjalankan usahanya tak lepas dari motivasinya untuk meningkatkan taraf hidup.
Ia melihat bahwa usaha pembuatan kain kasur memberikan penghasilan yang lebih stabil dibandingkan usaha kelontong yang sebelumnya ia jalankan. Sebelum pandemi, penghasilan bulanan dari usaha ini bisa mencapai Rp100 juta. Namun, pandemi COVID-19 membawa dampak signifikan, sehingga penghasilannya menurun menjadi sekitar Rp 30 hingga 50 juta per bulan. Meskipun demikian, Ibu Sumarni tetap bertahan dan terus menjalankan usahanya dengan semangat. Selain itu ibu Sumarni dulu mengambil kain saurnya dari produsen yang ada di pasar klewer, beliau belanja kain kasur bersama suaminya.
Salah satu kunci kesuksesan Ibu Sumarni adalah konsistensinya dalam menjaga kualitas produk. Ia selalu memilih kain kasur yang berkualitas, meskipun ditawarkan dengan harga yang lebih murah. Baginya, kualitas adalah yang utama, karena hal tersebut yang membuat pelanggan setia dan usahanya terus bertahan. Kisah Ibu Sumarni adalah inspirasi bagi banyak orang. Dari seorang penjual kelontong, ia berhasil mengembangkan bisnisnya menjadi usaha kain kasur yang menjangkau berbagai daerah di Indonesia. Semangat pantang menyerah, kerja keras, dan komitmen pada kualitas adalah nilai-nilai yang dipegang teguh Ibu Sumarni dalam mencapai kesuksesannya. Kini, meskipun tantangan terus datang, terutama di masa pandemi, ia tetap optimis dan gigih menjalankan usaha yang telah membawanya pada pencapaian yang luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H