Lihat ke Halaman Asli

Rosse Hutapea

Praktisi PR

Peluang Kerjasama Ekonomi ASEAN-MERCOSUR

Diperbarui: 15 Maret 2017   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Bartesaghi Memberikan Paparan Mengenai MERCOSUR di Kampus UPH Executive Education Center, Semanggi Jakarta.

MERCOSUR, sebuah organisasi yang terdiri dari negara-negara Amerika Selatan, keberadaannya kini semakin kuat dan menjadi perhatian bagi peluang kerjasama khususnya bagi ASEAN. Topik ini dibahas dalam sebuah seminar yang digagas oleh UPH Center for Internasional Trade and Investment (UPH-CITI), dengan topik “ASEAN-MERCOSUR: Unlocking the Potential of Economic Cooperation”. Seminar ini mengulas seputar hukum perdagangan internasional, dengan  narasumber Dr Ignacio Bartesaghi, Direktur dari Departemen Bisnis Internasional dan Integrasi di Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Katolik Uruguay. Seminar ini diadakan di Lounge kampus Executive Education Center (EEC-UPH), pada Senin 6 Maret 2017. 

Dalam kesempatan ini Dr. Bartesaghi memaparakan mengenai MERCOSUR sebagai customs union, mulai dari perkembangan, hingga adanya peluang kerjasama ekonomi yang terjadi antara MERCOSUR dengan ASEAN. Pembahasan ini dirasa penting mengingat ASEAN merupakan salah satu wilayah yang memiliki pertumbuhan ekonomi paling tinggi di dunia. Sementara itu, seperti yang sering didengungkan, Indonesia juga harus melihat pasar-pasar non tradisional, seperti MERCOSUR.

Dr. Bartesaghi memulai presentasinya dengan menjelaskan latar belakang terbentuknya MERCOSUR (Common Market of South) yang dimulai dari kerjasama bilateral antara Brazil dan Argentina pada 1985, kemudian disusul bergabungnya Paraguay dan Uruay pada 1991. Keempat negara tersebut membentuk Komunitas MERCOSUR pada tahun 1991 dan diresmikan sebagai Custom Union pada tahun 1994 oleh Protokol Ouro Preto Struktur komunitas MERCOSUR diperkuat dengan  pembentukan Parlemen MERCOSUR dan Permanent Review Tribunal.  Di tahun 2012, Venezuela bergabung dengan MERCOSUR, namun saat ini statusnya ditangguhkan Karena beberapa isu domestik di Venezuela. Penangguhan keanggotaan Venezuala menurut Dr. Baresaghi praktis menghambat MERCOSUR untuk menyimpulkan perjanjian perdagangan dengan negara atau wilayah lainnya. Lebih lanjut, dia juga menekankan bahwa meskipun MERCOSUR sebagai Customs Union, namun anggotanya masih memiliki perbedaan tariff eksternal untuk beberapa kategori produk. Meskipun masih terdapat kendala beberapa isu internal, namun Dr. Bartesaghi optimis dengan masa depan dari MERCOSUR yang ke depannya akan lebih berorientasi pada bisnis. 

KeberadaanMERCOSUR, menurut Dr. Bartesaghi, membuka peluang bagi peningkatkan kerjasama perdagangan dengan negara-negara ASEAN.  Dia menyebutkan bahwa perdagangan antara kedua wilayah ini meningkat sekitar 14%-17% per tahun dari 2001-2015. Komoditas perdagangan antara dua wilayah ini juga saling melengkapi.  Ekspor ASEAN ke MERCOSUR didominasi oleh mesin, peralatan listrik, otomotif, sedangkan ekspor dari MERCOSUR ke ASEAN lebih didominasi oleh makanan, sereal, dan mineral. Apabila kedua blok ini memutuskan untuk menjalin kerjasama yang lebih jauh, Dr. Bartesaghi menyarankan dalam kerjasama ini perlu ditambahkan juga perdagangan jasa, investasi, dan aspek-aspek perdagangan lainnya dalam perjanjiannya nanti.

Dengan adanya seminar ini diharapkan peserta mendapatkan gambaran mengenai wilayah Amerika Selatan, khususnya MERCOSUR, dan potensi kerja samanya dengan ASEAN. Selain mahasiswa program studi Magister international trade, investment and competition law & policy (MTIC) dan program Magister Hubungan Internasional (MHI) UPH, seminar ini juga dihadiri praktisi dan professional dari firma hukum, kedutaan, pelaku bisnis, akademisi, dan peneliti dari berbagai institusi. Selain mengadakan seminar rutin, program MTIC UPH juga melakukan kegiatan penelitian, pelatihan dan pendidikan di bidang hukum perdagangan internasional dan investasi untuk pemerintahan dan institusi terkait, sebagai komitmen menjalankan tri dharma perguruan tinggi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline