Lihat ke Halaman Asli

Rosse Hutapea

Praktisi PR

STPPH Mempersiapkan SDM Berkualitas di Bidang Pariwisata

Diperbarui: 31 Maret 2016   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Temu alumni dan pelaku industri pada acara HOSPITOUR di Retoran STPPH, kampus UPH Lippo Village, Karawaci (21/3/16)"][/caption]

Indonesia merupakan negara kepulauan  dengan kekayaan potensi sumber daya wisata alam, budaya,  dan hasil karya buatan manusia. Kekayaan dan keunikan ini menjadi atribut penting dan strategis bagi Indonesia dalam pengembangan potensi wisata. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menargetkan pariwisata menjadi salah satu sektor strategis pembangunan dengan target wisatawan mancanegara 20 juta dan pergerakan wisatawan nusantara 275 juta pada tahun 2019.

Tidak dapat dipungkiri, pariwisata menjadi sektor yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia terutama dalam penciptaan lapangan kerja, penyumbang devisa, dan kontribusi terhadap Produk Dosmetik Bruto (PDB), serta menjadi wahana meningkatkan rasa cinta bangsa dan tanah air.

Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), membuka arus sumber daya manusia di bidang pariwisata semakin besar dan semakin kompetitif. Dibutuhkan perencanaan yang matang dan kerja keras untuk mewujudkannya. Kesiapan sumber daya berkualitas di bidang pariwisata menjadi tantangan bagi dunia pendidikan.

Dalam kesempatan jumpa pers, pada acara HOSPITOUR (23/3/16) di kampus UPH Lippo Village, Karawaci, Dr. Diena Mutiara Lemy, A.Par, M.M.- Kepala Sekolah Perhotelan dan Pariwisata Pelita Harapan, mengatakan kondisi Indonesia di era MEA, menjadikan negara Indonesia sebagai target untuk banyak didatangi tenaga profesional asing. Ini artinya masyarakat Indonesia tidak lagi bersaing dengan sesama warga Indonesia, tapi juga harus bersaing dengan orang-orang asing. Fakta ini menuntut baik negara maupun sumber daya manusia perlu membekali diri.

Menurutnya, Indonesia memiliki ratusan ribu tempat pariwisata yang membutuhkan tenaga terdidik minimal 20 juta orang untuk mengelola di semua sektor pariwisata. Pada kenyataannya, sekolah tinggi pariwisata di Indonesia baru mampu menghasilkan 20.000-an lulusan.

Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia berkualitas di bidang pariwisata, Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) melalui Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan (STPPH), menghadirkan pendidikan pariwisata berkualitas, yaitu pendidikan yang sifatnya holistis, tranformatif, dan integratif yang bertumpu pada tiga pilar utama sesuai dengan visi –misi YPPH yaitu pengetahuan sejati, iman kepada Kristus, dan karakter yang mulia.

“STPPH telah berdiri sejak tahun 1994 dengan program diploma di bidang pariwisata. Saat itu pendidikan pariwisata masih digolongkan sebagai pendidikan keterampilan atau program vokasi. Namun STPPH sejak awal telah mengupayakan pendidikan pariwisata berkualitas, dan turut berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan tinggi pariwisata di Indonesia. Namun baru tahun 2008 pemerintah mengakui pendidikan tinggi pariwisata sebagai ilmu mandiri setingkat S1. Padahal di luar negeri, professor dan doktor di bidang ilmu pariwisata sudah banyak. Jadi Indonesia masih sangat tertinggal dalam bidang penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata.  Dengan pengakuan tersebut, sekolah tinggi pariwisata di Indonesia kini boleh membuka program S2 dan S3. STPPH sendiri sudah memiliki program Diploma 4 atau setingkat Sarjana terapan, dengan akreditasi A dari Ban-PT, dan saat ini fokus mempersiapkan program S2,” papar Dr. Diena.

Program vokasi memang sangat berperan dalam memajukan industri pariwisata di tingkat sektoral. Namun pendidikan S1, S2 dan S3 dibutuhkan untuk memikirkan pengembangan kepariwisataan secara berkelanjutan. Karena Indonesia memiliki banyak sekali destinasi.

“Salah satu inisiatif dari kementerian pariwisata saat ini adalah akan masuk ke dalam sertifikasi bagi destinasi pariwisata sehingga bisa diakui sebagai destinasi berkelanjutan. STPPH menjadi bagian dari tim yang ditunjuk pemerintah untuk menyusun skema sertifikasi destinasi pariwisata Indonesia dan turut membina beberapa kabupaten kota yang ditunjuk untuk menjadi deerah destinasi bersertifikasi,” tambah Dr. Diena.

Salah satu upaya untuk menguji keterampilan mahasiswa STPPH dari apa sudah didapat di kelas sesuai konsentrasi masing-masing,  Manajemen Usaha Wisata dan Manajemen Perhotelan,  STPPH  secara rutin mengadakan event HOSPITOUR. Tahun ini HOSPITOUR mengambil tema ‘INSIGHT’ yang merupakan kepanjangan dari Improve Nature, Sustain and Innovate Green Hospitality and Tourism. HOSPITOUR berlangsung selama tiga hari,  tanggal 21-23 Maret 2016,  dengan berbagai program, seperti seminar dari pelaku industri pariwisata, kompetisi bidang pariwisata, sharing session dari alumni STPPH, hingga pengabdian masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline