Ketika lelah dengan sekolah, pekerjaan, atau sekedar untuk mengisi waktu luang, banyak dari kita yang memilih game sebagai alternatif untuk menghilangkan penat, tak hanya orang dewasa atau remaja seperti yang kita ketahui saat ini banyak anak- anak yang sudah hobi main game sejak kecil! Sebut saja mobile legends atau PUBG, pasti sudah tidak asing lagi ditelinga mereka..
Bermain game itu sebetulnya baik untuk kesehatan lhoo, selain dapat meningkatkan kecerdasan dan fungsi otak, game juga dapat menjadi alternatif pengobatan bagi penderita alzheimer dan ADHD. Namun sayangnya, tak sedikit pula anak-anak yang mendapat efek negatif dari bermain game, kecanduan game salah satunya.
Sejak tahun 2016, tercatat sebanyak 209 anak menjalani rehabilitasi di RSJ Jawa Barat akibat kecanduan game, dan jumlah pasien per tahunnya pun semakin lama semakin meningkat, anak-anak yang menjalani rehabilitasi ini rata-rata berusia 8 - 15 tahun.
Kecanduan Game Menurut WHO
Pada tahun 2018 lalu, world helath organization (WHO) menetapkan kecanduan game sebagai salah satu bentuk gangguan kesehatan mental (gaming disorder).
WHO menjelaskan seseorang dapat didiagnonis mengidap gangguan mental kecanduan game apabila gangguan ini telah merusak kehidupan pribadi, keluarga, sosial, dan berbagai aspek lainnya, kecanduan game ini dapat ditetapkan sebagai gangguan mental apabila telah berlangsung selama 12 bulan.
Namun tergantung seberapa parah gejalanya, apabila gejalanya parah, gangguan mental ini bisa didiagnosis kurang dari 12 bulan. Selain itu, California university melakukan sebuah penelitian yang menujukkan bahwa efek dari kecanduan game sama seperti ketika menggunakan narkoba atau alkohol, waah serem juga, gaming disorder ini jelas bukan hal sepele, Oleh ksebab itu sebagai orang tua kita dituntut agar lebih peka. Yuuk kenali tanda-tanda berikut ini:
Tanda-tanda Anak Kecanduan Game
1. Menghabiskan sebagian besar waktu untuk bermain game setiap harinya.
2. Mengabaikan aktivitas atau kewajiban lain demi bermain game.
3. Mengalami gangguan kesehatan fisik (sakit pada mata, insomnia, obesitas, perubahan struktur otak, dll)