Lihat ke Halaman Asli

Mengintip Gaya Pacaran Anak Kos

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau dipikir-pikir, aman mana, melakukan seks bebas di hotel sama di kos-kosan? maka saya akan langsung jawab, dikos-kosan. Saya bukan sedang mencemarkan nama baik sebuah lembaga kos2an (lembaga bukan?), tapi disini saya telah menganalisa sedalam pengetahuan saya selama saya menjalani hari sebagai anak kos, tepatnya mahasiswa yang ngekos.

Kita blak-blakan saja, bagi pembaca yang pernah merasakan hidup sebagai orang perantauan khususnya dalam hal menuntut ilmu (baca = mahasiswa ngekos), yang merasakan ngekos diatas tahun 2000-an, pastilah telah lazim mendapati teman (atau kita sendiri) yang menjalani pacaran dalam  kamar kos, apalagi tempat kos terpisah dengan induk semang, serta aturan dalam kos sangat bebas, maka peluang untuk aman berpacaran ria dalam kos-kosan akan semakin besar, dan kelihatannya jauh lebih aman ketimbang melakukannya dihotel.

Maksudnya aman dari segi apa?, aman disini adalah dari intaian penggerebekan satpol PP dalam upaya pemberantasan pekat (penyakit masyarakat), kita lihat di TV, penggerebekan pasangan mesum yang sering diberitakan tak jauh-jauh dari hotel kelas-kelas kecil yaitu melati, hotel bintang 2, ataupun selevel itu seperti wisma, bagaimana dengan rumah kos? hampir jarang adanya penggerebekan meski ada yang terjadi karena adanya laporan dari masyarakat sekitar yang memergoki ataupun mencurigai perilaku mesum di kos2an itu, selebihnya? aman-aman saja, ini fakta.

Apakah saya termasuk pelaku? ow, jangan nuduh dulu, saya hanya sedang mengamati teman2 saya baik satu kos dengan saya maupun bukan, dan saya sering berkunjung kekos-an teman2 saya, dan apa yang saya dapati? perilaku pacaran yang sudah tak terkendali itu sepertinya sudah menjadi habbits bagi mahasiswa kos, tapi tidak semuanya loh, catet ya...

Banyak juga yang tidak melakukannya dikamar kos, tapi dilapangan ataupun disemak2 sekitar kampus pada malam hari, dan memang pada malam hari, kondisi kampus  relatif sepi (ditempat2 tertenttu), serta penerangan yang kurang mencukupi, mau tidak mau hal ini dimanfaatkan oleh mahasiswa yang ingin menyalurkan hasrat berpacarannya.

Apakah masyarakat sekitar ataupun pihak-pihak yang berkecimpung dikampus tidak mengetahui kondisi seperti ini?, saya yakin mereka tahu, mungkin ada yang menutup mata, ada pula yang masih tidak mengetahui jalan keluar permasalahan ini, dan mungkin banyak juga yang masa bodoh. Dan yang peduli lebih banyak, termasuk saya, bentuk kepedulian saya adalah dengan menuliskannya disini, karena permasalahan seperti ini bukan hanya terjadi dikampus saya, tapi saya yakin, dikampus2 lain juga marak.

Nah, bagaimanakah cara mengatasi hal ini?, karena mengintip saja tidak menyelesaikan masalah, harus ada solusi, apalagi jika dibiarkan, hal seperti ini akan menular dan berpengaruh pada mahasiswa2 baru yang baru ngekos, mereka akan terbiasa mencontoh dari lingkungan barunya.

Saya pernah berpikiran, pada saat ada teman saya lagi indehoi dikamarnya, ingin rasanya lapor pak RT, ataupun menelfon polisi, tapi tidak tega, karena alasan klise, she is my friend.

Atau pula, saya berinisiatif dengan teman yang memiliki ide dengan saya untuk membuat peraturan dalam kos, dimana laki2 dilarang masuk kamar, tapi apa daya, lebih banyak yang tidak menghiraukannya, dan saya bukan bu RT yang siaga 24 jam, jadi ya aturan itu cuma tertulis didinding.

Bagaimana ini bapak, ibu, om, tante, adek? plis kasih solusi, tengkyu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline