Lihat ke Halaman Asli

Rose Marz

Unlimited Love Edition :) Kesederhanaan dalam Kebersamaan Itu Penting Bacalah, Menulislah, Bacalah, Tuliskan, maka itu akan mengantarkan ke depan pintu-pintu gerbang kebahagiaan hidup sepanjang hayat

Sumbang Bajalan Karena Jalan Kaki Seorang Diri

Diperbarui: 28 Agustus 2024   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konsep Sumbang Bajalan

Sumbang bajalan adalah salah satu sumbang atau salah/cela dari Norma adat Minangkabau yang terdiri dari 12 sumbang (Sumbang 12). Ini adalah istilah dalam bahasa Minang yang secara umum mengacu pada tindakan atau perilaku yang dianggap tidak sopan, melanggar norma, atau tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat Minang. Konsep ini sangat kental dengan nilai-nilai budaya Minang yang menjunjung tinggi gotong royong, kesopanan, dan penghormatan terhadap orang lain.

Jalan Kaki Seorang Diri dalam Perspektif Sumbang Bajalan

Secara langsung, tindakan jalan kaki seorang diri mungkin tidak secara eksplisit masuk dalam kategori sumbang bajalan. Namun, perlu diingat bahwa penilaian terhadap suatu tindakan seringkali bersifat relatif dan tergantung pada konteks sosial dan budaya.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penilaian terhadap tindakan jalan kaki seorang diri:

  • Usia dan jenis kelamin: Di masa lalu, terutama untuk perempuan, berjalan kaki seorang diri di tempat yang sepi atau pada waktu malam hari mungkin dianggap tidak sopan atau membahayakan.
  • Status sosial: Orang-orang dari kalangan tertentu mungkin memiliki batasan sosial yang lebih ketat terkait aktivitas di luar rumah.
  • Tujuan perjalanan: Jika tujuan perjalanan seseorang dianggap tidak penting atau tidak produktif, maka tindakan tersebut mungkin dinilai sebagai pemborosan waktu.
  • Norma masyarakat setempat: Norma dan kebiasaan masyarakat setempat dapat sangat mempengaruhi penilaian terhadap suatu tindakan.

Kesimpulan

Secara umum, jalan kaki seorang diri bukanlah tindakan yang secara otomatis dianggap sumbang bajalan dalam konteks modern. Namun, penting untuk memahami bahwa nilai-nilai budaya dan sosial terus berkembang. Apa yang dianggap sebagai sumbang bajalan di masa lalu mungkin tidak berlaku lagi di masa sekarang.

Faktor-faktor yang lebih relevan dalam menilai suatu tindakan saat ini adalah:

  • Keamanan: Apakah tindakan tersebut membahayakan diri sendiri atau orang lain?
  • Kesopanan: Apakah tindakan tersebut mengganggu kenyamanan orang lain?
  • Hukum: Apakah tindakan tersebut melanggar hukum yang berlaku?

Jadi, selama jalan kaki seorang diri dilakukan dengan aman, tidak mengganggu orang lain, dan tidak melanggar hukum, maka tindakan tersebut tidak dapat dianggap sebagai sumbang bajalan.

Penting untuk diingat: Konsep sumbang bajalan adalah bagian dari warisan budaya Minang yang kompleks. Memahami konsep ini dapat membantu kita lebih menghargai nilai-nilai budaya dan sosial yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline