A sweet memory
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW"Mandi capek nak, pakai baju nan rancak,," mau ikut tidak?" intruksi Mama terngiang di telinga. Waktu itu Mama sangat sibuk mempersiapkan jujungan yang akan di bawa ke Masjid.
Jujungan adalah bekal makanan seperangkat nasi dan lauk pauknya yang dibawa dengan dijujung (diletakkan di atas kepala).
Siang merangkak, sekitar waktu Zhuhur Mama menjujung semua bekal di atas kepala, di tangan kiri dan kanan memanggul lemang. Ayah juga bergegas mempercepat langkah. Saya berlarian di belakang menimpali langkah Ayah yang panjang. " ayo lebih cepat, nanti kita terlambat" kata Mama memberi komando agar saya berjalan di depan.
Ah momen itu yang paling menyenangkan bagi kami anak kecil, pemuda sampai orang dewasa. "basantok" (bersantap) alias makan bersama dengan makanan lezat khas olahan tangan emak-emak kampung kami yang tiada duanya.
Waktu acara basantok adalah waktu acara suka cita karena saat itu kami full dengan makanan yang banyak, nasi berlimpah, ada makanan tradisional yang kadang hanya sekali setahun keluarga kami membuatnya, seperti lemang, lepat pulut, gulai kapalo ikan masin, gulai putiah dan lain-lain.
Acara basantok adalah kegiatan yang spesial bagi kami sekampung senagari karena di sana kami saling berbagi makanan dan makan bersama-sama. Tak jarang Ustadzh dan Tuangku, orang-orang kampung-kampung lain diundang dan ikut serta.
Basantok
Waktu saya ikut Mama dalam memperingati kegiatan Maulid Nabi tersebut, kesepakatan para Tuangku (alim ulama) yang memimpin kegiatan memilih tempat untuk Basantok di padang bebatuan tepian air yang dekat dengan Surau. Maka kami gelarlah tikar di tepian batang air tersebut.
Setelah selesai menggelar tikar, maka Ibu-ibu menurunkan jujungan mereka. Membuka dan menggelar satu persatu makanan dideretkan seperti layaknya di atas meja prasmanan. Waou,, kami anak kecil berdecap air ludah melihat nasi dengan lauk pauk sayur dan buah yang melimpah terhampar begitu banyak.
Ada yang merengek langsung meminta ke Maknya "Mak mau ituu, mau ituu, ituu.." tangan menunjuk langsung makanan mana yang menggugah selera yang dimaksud. Terus si Mak berkata pelan membujuk "nantiklah, tunggu Buya dan Tuangku membuka acara dulu, ya sabar ya".
Momen yang sangat berkesan dan "ngangenin" ketika Maulid Nabi Muhammad SAW tiba
Ketika makan bersama di tepian batang air tersebut, setelah sebelumnya do'a dan mukadimah yang dipimpin oleh Ustadzh, maka mulailah riuh rendah suara orang makan. Ibu-ibu meladeni, menyorongkan piring kesana dan kemari, menyendok kuah gulai ini dan gulai itu.