Politik adalah sesuatu hal yang kadangkala amat sangat kejam, tak mengenal teman seiring, tak ada teman abadi. Pagi hari menjadi teman, siang mengejek, bahkan malam meludahi muka pun bisa saja terjadi di arena politik.
Inilah suguhan terbaru di panggung politik Indonesia, tentang empat orang yang menghianati teman seiring, bahkan harusnya lebih teman siring karena dia pun pernah ditolong oleh orang yang dikhianatinya tersebut.
1. Ulil Abshar Abdalla
Sebelumnya orang ini dikenal sebagai aktifis JIL. Dia dimasukkan Anas Urbaningrum ke Partai Demokrat dan langsung didudukkan di jabatan sektoral partai sebagai ketua divisi
Begitu gencar-gencar arus politik mengecam Anas perihal desakan mundur, orang ini secara terbuka dan tanpa tedeng aling-aling menunjukkan sikap bersebrangan bahkan turut mengecam. Ketika Anas ditetapkan sebagai tersangka terkait Hambalang, setelah anas berpidato fenomenal, orang ini tak mau terlambat untuk bersuara: “Tindakan Anas membuka halaman-halaman lain adalah tindakan tidak terpuji”
Ulil sangat pas memerankan sosok Brutus dalam cerita Romawi, yang dikenal melakukan pengkhianatan terhadap pemimpinnya, Julius Caesar. Saat itu Brutus membunuh Caesar dengan cara menikamnya dari belakang saat digelarnya sidang Senat. Bila anda mau terjun di dalam kancah politik, ada baiknya tidak dekat-dekat dengan orang ini karena anda pun bisa ditelikungnya.
2. Ruhut Sitompul
Orang ini termasuk dekat dengan Anas bahkan sempat membela Anas saat pertama kali Nazarudin menyebut-nyebut nama Anas Urbaningrum. Tetapi dengan sangat amat begitu cepat Ruhut berbalik meminta anas mundur bahkan mengecam sebagai Nahkoda yang harus keluar dari Kapal dan tidamenenggelamkan kapal berikut penumpangnya.
Kalimat yang sedang panas-panasnya dihembuskan Ruhut semenjak Anas menjadi tersangka adalah:
“Anas, Karamlah bersama antek-antekmu. Jangan bawa partai kami ikut karam!!"
3. Rachland Nashidik
Sebelumnya tidak ada yang tahu siapa orang ini. Tetapi beberapa orang mengenalnya sebagai aktifis HAM. Karena Anas lah orang ini masuk ke Partai Demokrat. Sama seperti Ulil Absar Abdalla, orang ini turut meminta Anas mundur seperti yg disuarakannya dalam jumpa pers bersama Ulil.
4. Andi Nurpati
Orang ini sama seperti Anas, memiliki latar belakang sebagai anggota KPU. Karena kedekatannya dengan Anas, dia bergabung dg Partai Demokrat dan langsung menduduki jabatan sebagai ketua Divisi, sama seperti Ulil.
Dari ke empat orang di atas, Andi termasuk santun karena tidak meminta Anas mundur secara vulgar, meskipun kemudian tidak mendukung Anas. Dia mundur teratur setelah Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta kader meneken 10 poin pakta integritas.
Sabar ya Mas Anas, kelak juga akan banyak orang yang dating lagi pada anda di saat posisi anda sudah membaik dan bangkit kembali. Saya sama sekali bukan orang yang kagum pada anda, karena selama ini saya hanya kagum pada sosok Jokowi. Tapi melihat anda dikhianati sedemikan rupa, secara hati nurani saya turut berdoa semoga kebaikan dan kebenaran berpihak dan bila anda memang tak terbukti bersalah, bebaslah anda. Kami menunggu kiprah Pak Anas untuk Indonesia.
foto-foto: merdeka.co
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H