Lihat ke Halaman Asli

Rosmalia Eva

SMAN 1 Cipeundeuy

Kurikulum Merdeka di Mata Guru

Diperbarui: 29 September 2024   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi : Proses Pembelajaran Kokurikuler pada Kurikulm Merdeka

Kehadiran kurikulum merdeka di sekolah berawal dari ketika negara Indonesia dihadapkan dengan pandemi Covid 19 pada tahun 2019. Satuan pendidikan diberikan 3 pilihan oleh pemerintah dalam penggunaan kurikulum di sekolah. Pertama, kurikulum 2013 secara penuh. Kedua, kurikulum 2013 yang disederhanakan dan ketiga kurikulum merdeka.

Selama pandemi berlangsung ternyata pemerintah dan guru-guru menyadari bahwa pentingnya pembelajaran di rumah walalupun dalam keadaan pandemi. Akhirnya pandemi ini mendorong seluruh satuan pendidikan memberikan pendidikan melalui media internet. Pendidikan berbasis web ini mendorong guru untuk mampu mengaplikasikan perangkat TIK untuk pembelajaran. 

Kita kembali lagi, ke kehadiran kurikulum merdeka ya!

Dari kejadian pandemi inilah pemerintah dan guru semakin sadar akan pentingnya pembelajaran yang sesuai dengan jamannya. Ternyata murid 10 tahun yang lalu dan 10 tahun kemudian itu berbeda. Saat ini murid sudah mahir menggunakan gadget dan informasi apapun mudah didapatkan melalui genggaman. 

Dengan keadaan ini guru menyadari bahwa pembelajaran harus sesuai dengan kodrat murid. Guru harus memfasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya agar di kemudian hari murid mampu mengembangkan kemampuan softskill-nya. Tidak semua guru memandang kurikulum merdeka ini kurikulum yang membingungkan, yang harus disadari adalah kesadaran bahwa perkembangan jaman menuntut guru harus move on dari pengajaran gaya lama. Tentu, gaya lama seperti ceramah masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Intinya bagaimana kita mengemas pembelajaran ini agar mampu mendorong minat dan bakat murid di kelas.

Pada saat murid ada di Fase F mereka sudah dijuruskan sesuai dengan cita-citanya, bakat dan minatnya. Hal ini mendorong dan membantu murid dalam menggapai cita-citanya ketika mereka lulus dari sekolah. Perbadaannya dengan kurikulum sebelumnya adanya penjurusan antara mata pelajaran IPA dan IPS serta kompetensi murid yang dipisahkan antara kognitif, keterampilan dan sikap. Pada kurikulum merdeka fokus akhirnya adalah murid yang memiliki karakter profil pelajar pancasila yang dikemas dalam pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline