Shilah Ar Rahiim digital baru saja diberlakukan tahun ini Ramadan 1441 H, bukan rencana yang disusun pada bulan yang lalu, akan tetapi segalanya diluar dugaan sama sekali.
Instan dan ajaib tren-nya mewabah keseluruh Indonesia.
Meskipun terasa sangat asing namun kita mencobanya menyusuri ritme kehidupan yang benar -- benar diluar dugaan manusia normal, bahkanpun para pemimpin kita di Jakarta terkesan gagap tidak satu suara.
Jika dibicarakan secara jujur bukanlah budaya kita bahwa bershilah arrahiim hanya sekedar lewat tilpun atau kata -- kata yang dirangkai melalui surat ucapan model kartu pos.
Bukan itu . . . .
Jika toh kemudian harus bershilah arrahiim via aplikasi pilihan keluarga atau ketetapan masing - masing individu, tentu saja kita semua sepakat yang dibutuhkan adalah :
Hand phone / Tilpon Manual
Tidaklah mungkin melakukan pembicaraan jarak jauh tanpa perangkat seperti tilpon manual yang biasa kita tarok di atas meja mungil atau meja khusus untuk menerima atau mengirim berita via tilpon kabel.
Adapun hand phone tentu lebih praktis bisa kita genggam langsung dan dapat pula dibawa kemana -- mana yang juga biasa disematkan padanya sebagai mobile. Penulis kurang hafal jenis - jenisnya, abaikan !
- Kuota
Tren saat ini memang lebih praktis dan relative membantu kita, para penggunanya adalah memanfaatkan handphone genggam, di mana pembicaraan akan berjalan lancar jika kuota cukup.
Tidaklah mungkin bisa berbicara menyampaikan kata shilah arrahim sekedar basa basi tanpa kuota.
Kuota adalah daya yang bisa menjadikan kita para penggunanya berbicara dengan lancar, tanpa kuota sampun leren saja.
- Waktu