Lihat ke Halaman Asli

Intan Rosmadewi

TERVERIFIKASI

Pengajar

Mungkinkah Merencanakan ke Baitullah Bersama Danamon Mewujudkan Esensi Haji

Diperbarui: 1 Januari 2019   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayah dan anak berihram ( gambar satu ) - getty images

Masjid Nabawy ( Gambar dua ) getty images

Esensi haji adalah evolusi manusia menuju Allah 

( Dr. Ali shariati  )

Ibadah haji sebagaimana difahami semua umat Islam seluruh dunia adalah rukun Islam yang kelima dengan narasi yang Allah sampaikan berdasar kalam -  Nya  (QS. Al Baqarah/2 : 196 -- 197),   bahwa menyempurnakan ibadah haji dan umrah harus berlandaskan hanya karena Allah,  ayat ini cukup panjang  termasuk menjelaskan secara teknis beberapa ritual yang harus dijalankan oleh hamba  - Nya,  akan tetapi penulis hanya memetik intinya dari perintah ibadah haji ke Baitullah.

"Sempurnakanlah Haji dan Umrah karena Allah semata -- mata." 

Dari kesimpulan pada awal ayat ini apapun latar belakang seseorang,  jenis profesi yang disandang  makhluk Allah di muka bumi dan budaya yang berkembang dalam masyarakatnya  maka  beribadah haji harus berlandaskan keridhaan  semata -- mata karena Allah Swt,   maka ketika seseorang berangkat haji dan umrah di luar dari tujuan  mencari ridha Allah Swt.   masing -- masing akan menerima konsekwensinya baik di dunia maupun di akhirat,   penulis tidak terlalu yakin dampaknya apa tetapi secara bathiniah akan terasa oleh individu masing -- masing.

Mari kita mencoba sedikit memahami tentang perintah Allah    "Sempurnakanlah . . . "   berdasarkan beberapa literatur dan pengalaman di lapangan  maksud dari kalimat tersebut paling tidak yang bisa penulis maknai  hendaklah :

  • Sempurnakan ilmu manasik   ketika seseorang  sudah berniat untuk berangkat  haji,  secara logis teramat penting  menggali dan memahami serta menghafal do'a - do'a  sepanjang prosesi haji.    Jika kita berusaha menggali  ilmu tentang  cara ibadah haji / umrah  sebagaimana yang dilakukan Nabi Ibrahim As. dan Ismail As.  plus memahami perbandingan madzhab dalam ritualnya  maka saat di lapangan apakah di Makkah atau Madinah  tidak akan diombang - ambingkan oleh berbedaan  - berbedaan  suara yang muncul ketika pelaksanaan haji dan umrah.
  •  Sempurnakan kesiapan mental;    untuk menjalankan ritual panjang ibadah haji dengan perkiraan yang tidak akurat paling tidak  hampir  50%   adalah ibadah fisik dan sekitar 50%  nya adalah ibadah yang mengandalkan pada spiritualitas diselenggarakan prosesi haji semenjak bulan Dzulkaidah hingga Dzulhijjah,  baik haji tamattu,  haji ifrad atau haji qiran. Sekiranya berangkat haji tidak berbekal mental yang kokoh mudah baperan   ( bawa perasaan )  akan mengundang rasa jengkel rekan -- rekan seperjalanan bahkan mungkin tidak sempurna melakukan rukun wajib dan sunahnya. 
  • Sempurnakan perbekalan menuju haji / umrah,    baik selama  di Mekkah demikian di  Madinah,  sempurnakan pula perbekalan orang yang ditinggalkan jangan sampai kita berangkat haji / umrah  kemudian orang yang  ditinggalkan di rumah di biarkan tanpa kita bekali biaya sehari -- hari. Siapkan  financial yang memadai untuk mereka  yang ditinggalkan jangan dibiarkan terlantar karena sebab kita berangkat haji / umrah.

Haji adalah proses pendidikan  Khaliq  pada  Makhluq   agar mengenal dalam dunia riil sisa -- sisa peninggalan sejarah masa lalu tentang    kiprah para Nabi dan Rasul Allah yang ditunjukkan berdasarkan tempat -- tempat   historical,   misalnya tentang Nabi Adam As dengan Ibunda Siti Hajar kita ditunjukkan oleh para pembimbing haji dipandu  berziarah menuju Jabal Rahmah     (gunung tempat berjumpanya kedua insan pertama di muka bumi  setelah berpisah ribuan tahun dengan  ditandai adanya monumen sederhana di puncak Jabal Rahmah)   spesifik tentang Bapak pertama,   kaum muslimin telah    mengenal dengan akrab  Istighfar Nabi Adam As.  sedemikian populer dengan doa  penyesalan panjang,  yaitu :

7-23-5c29dc5612ae943e66223615.png

"Keduanya berkata :  "Ya Tuhan kami,  kami telah menganiaya diri kami sendiri dan sekiranya Engkau tidak mengampuni kami dan member rahmat kepada kami, tentulah kami termasuk orang -- orang yang merugi." 

QS. Al 'Araaf (7) : 23

Demikian pun tentang  Jabal Qurban  tempat Nabi Ibrahim As,   melakukan perintah Allah untuk menyembelih sang putra semata wayang,   Ka'bah dengan Hijir Ismail dan Maqam Ibrahim,  sumur Zamzam kisah Ibunda Siti Hajar saat sang bayi Ismail  menangis kehausan  di padang pasir yang tandus tidak menemukan air.

Atas  Rahman dan Rahiimnya Allah Swt. Ibunda  Siti Hajar menemukan air Zamzam setelah berusaha berlari - lari antara Bukit Safa dan Bukit Marwah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline