Hari Kamis siang 11 Agustus 2016 kami, ibu dan anak dari arah terminal Dago menyusuri wilayah Komplek Citra Garden Green, agak meraba – raba juga karena sekitar tahun 1980 – an wilayah ini masih hutan belantara dan tanah pekuburan yang sangat menyeramkan.
Namun berbeda dengan saat itu, kini hutan belantara dan tanah pekuburan yang menyeramkan pada 1980 telah berubah wajah menjadi kompleks elit dan diposisi N1 – 10 berdampingan dengan Skylight Cafe para pejalan kaki akan menemukan sekolah berlabel internasional para siswanya rata - rata ekspatriat.
Sedangkan jika kita berkeinginan menyusuri lebih keatas lagi maka jalur ke Lembang lewat Setiabudi bisa kita tempuh lewat rute “Punclut” dengan sedikit tantangan jalan yang mendaki dan menurun plus belokan – belokan yang agak tajam.
Menemukan Skylight Cafe bagi pemula mungkin agak sedikit susah juga apalagi jika menggunakan angkutan umum karena menuju rumah makan elit ini paling banter menggunakan ojek sekitaran 5 – 10 ribu rupiah dari Terminal Dago.
picture : Indo Wisata Permata
Cafe Dengan Konsep Multy Level
Sesampainya di tempat tujuan para blogger yang berangsur berdatangan disambut dengan ramah dan senyum yang tidak pernah lepas dari seorang gadis bertubuh mungil serta lumayan jangkung kemudian semua memanggilnya Teteh Dian.
Kami di persilahkan duduk di lokasi yang terbuka, tertata rapih akan tetapi cukup aman karena sudah masuk dalam wilayah gedung Indo Wisata Permata, suasana hijau kota Bandung yang mengusung slogan berhiber memang berasa di Cafe ini tampak sekeliling hijau bahkan ada beberapa pot bonsai beraura unik, antik dan mahal.
Saat kami mulai berdatangan tampak dua orang Ibu sepuh dengan penampilan elit dan berjilbab memilih agak ke timur bagian Cafe lantai bawah ini mereka memesan makan siang dan asik menyantap hidangan tidak terlalu peduli dengan kehadiran kami yang saling menyapa.
Sejak penulis berjumpa dengan Teh Dian, pertanyaan penting yang diajukan skylight hidangan primadonanya apa sich ?