[caption caption="Menenun dengan tekun warisan leluhur, picture : Iqbal Kautsar"][/caption]Indonesia teramat kaya dengan berbagai hal, tidak saja alam – nya yang sedemikian luas dan indah juga berlimpah potensi bila saja di gali dan di kelola dengan benar maka kesejahteraan akan tercapai bagi penduduknya untuk semua lapisan.
Sebelum alat mesin tenun ajaib menyerbu negeri ini, budaya memintal dan menenun hal yang tidaklah dapat dipungkiri dan kita perlu meyakininya karena kiprah para leluhur di jamannya merupakan salah satu ketrampilan nenek moyang yang adiluhung bahkan masih banyak jejak lacaknya hingga kini di berbagai daerah di Nusantara.
Buktinya masyarakat luas masih bisa menemukan dan membeli kain tapis yang di kenal dari lampung, songket khas Riau dan Silungkang wilayah di Sumatera Barat bahkan Ulos dari Utara Sumatera–demikian sangat di banggakan ketika upacara – upacara kebesarannya diberlangsungkan.
Kertasari Dilema Usaha dan Budaya
Rumah – rumah yang kami jumpai sepertinya kompleks satu komunitas masyarakat tertentu memang rata – rata berbentuk model panggung khas suatu daerah pesisir ( Selayar) ; dua orang Ibu duduk tekun keduanya khusyu’ menghadapi benang.
[caption caption="Memintal dengan khusyu' warisan budaya leluhur, picture : Ikbal Kautsa"]
[/caption]
Salah seorang diantara tengah duduk dengan kaki berselonjoran di atasnya membentang susunan benang – benang lembut berwarna jambon tua seukuran sarung umumnya.
Seorang disampingnya menyusun dan memintal benang berwarna biru dengan peralatan yang sedemikian tradisional terkesan sangat terbelakang dan kuno, cuma saja tentu bukan dari jamannya Fir’aun.
Mengamati keduanya bagi rombongan peserta Newmont Bootcamp batch – V / 2016 seakan sesuatu hal yang langka dan aneh, ibarat seorang anak menemukan peralatan permainan baru, maka para pesertapun disamping bergantian bertanya dengan antusiasme tinggi dan semua tak menyia – nyiakan spot langka dengan spontan blits saling berpendar, atau suara khas ceklak – ceklek mengambil gambarpun berulang – ulang terdengar.
Tak berapa lama hidanganpun tersedia dengan lengkap dari olahan masyarakat setempat, disini kisah seafood khas Lombok.
[caption caption="Shouma antusias mencoba belajar menenun di Desa Sade, pict : Ikbal Kautsar"]
[/caption]
Usai santap seafood dan es rumput laut disiang itu, dengan perasaan membucah penulis menjumpai kerumunan Ibu – ibu yang berada di dalam rumah salah seorang dari mereka kediaman tampak baru yang sudah tidak berbentuk panggung lagi, dan terungkaplah ada beberapa diantara mereka sangat berpengalaman menenun bahkan sejak masih remaja telah menggelutinya.