[caption caption="Randang Paru Restu Mande 'sabana lamak' pic.dok : pribadi"][/caption]
Iedhul Qurban akan segera datang, tinggal hitungan jam kehadirannya tentu disambut dengan berbagai cara . . . berharap semua umat muslim sedunia berbahagia.
Iedul Qurban merupakan simbol perjuangan tentang kepatuhan seorang hamba pilihan bernama Ibrahim As, beserta puteranya yang gagah dan shaleh Nabi Ismail As keduanya menghambakan diri kepada Allah SWT sebenar – benar penghambaan yang dicontohkan kepada seluruh makhluk dunia di muka bumi ini.
Seorang Ibrahim AS, dengan semua perintah Allah yang secara generik tidaklah bisa dilaksanakan, demi Allah dan demi ketaatan pada Nya putera tunggalnya dari sang istri Ibunda Siti Hajar ia relakan . . . di kurbankan.
Maka barokah dari pertolongan Nya ; kurban manusia pertama kali di jagat raya ini tergantikan dengan seekor hewan pilihan dikirim Allah lewat Malaikat Nya.
Dari ringkasan sejarah ini mentradisilah ritual penyembelihan hewan kurban dilaksanakan satu tahun satu kali bagi umat muslim yang telah memenuhi syarat.
Yang berkurban diperkenankan mengambil sepertiga bagian dari hewan yang ia sembelih selebihnya ditebar dan dibagikan keseluruh tetangga sekampung bahkan senegara.
Masyarakat dimuka bumi bersuka cita mengolah daging kurban dengan cara, bumbu dan selera yang saling berbeda.
Indonesia yang teramat kaya budaya kuliner, masing – masing daerah memiliki ciri khas yang dapat dibanggakan, Sulawesi Selatan terkenal dengan olahan cotto Makasar, Madura dengan sate, Surabaya bangga dengan rawon segar berkuah hitam pekat disebut juga black soup dan Minangkabau dengan randang kaya rempah pedas juga tangguh tahan lama.