Lihat ke Halaman Asli

Intan Rosmadewi

TERVERIFIKASI

Pengajar

Cawan Kitchen, Menyiapkan Coklat Berkualitas Bagi Penggemar Martabak

Diperbarui: 7 Agustus 2015   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NOSTALGIA COKLAT

Pengalaman masa kecil penulis, kisah tentang coklat sesungguhnya cukup menyedihkan juga khususnya terkait image bahwa coklat merusak gigi bisa bolong – bolong, karies dan mengganggu lambung sehingga menyebabkan gangguan pencernaan.

Pernah ada seorang kawan berbaik hati membagi coklat istimewanya dari Belanda, pas mau masuk ke mulut waaach . . . ketauan my mother langsung serta merta coklat di tangan di tepiskan hingga jatuh . . . ketanah dan sisanya diambil di musnahkan.

Kejadian ini sekitar tahun 70’an, empat puluh lima tahun yang lalu dan melekat ingat juga kuat kadang muncul perasaan : “oo . . . ibunda sebegitunya dikau pada diriku” nangis Bombay !

Bersyukur saat ini, penulis setiap dapat rejeki lebih atau bepergian keluar daerah diusahakan membeli coklat khusus buat my mother, yang menurut beliau bahwa coklat menghilangkan rasa kurang nyaman di mulut dan menimbulkan rasa bahagia.

Telah terjadi perubahan berfikir yang sangat tajam dalam diri Ibunda, dimana saat tahun 70 ‘an dengan ektrim melarang putera / puterinya memakan coklat dan kini beliau sendiri penggemar coklat tanpa toleransi.

Dan coklatlah salah satu yang menjadi center focus bagi seluruh pengunjung saat kami masuk ke ruang dalam Cawan Kitchen letak bar pas di gerbang awal langsung mata menabrak aneka bungkus coklat bermerk . . . dalam hati berteriak : “dhuh . . . coklat . . . Masya Allah ; toblerone . . . shaffron . . . nuttela cadburry . . . ” untuk di Indonesia magh lumayan attuh ya merk itu teh sangat kakoncara . . .

Kakoncara rasanya . . .

Hm . . . kakoncara harganya . . . iya begitu dweh

Penulis hadir atas undangan dari komandan blogger Bandung Bang Aswi, sejak mata menatap coklat, maka coklat menusuk hati dan ingat ya . . . pesen yang ada coklat – coklatnya gettu . . . anehnya kami sepakat Kang Ali Muakhir ,

Bundanya Alif dan Fawwaz Ibrahim pesan Martabak Toblerone, Martabak Shaffron Martabak Nuttela breug aja hahahihihi ngebahas coklat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline