Dapat dipastikan semua orang yang mengenal Bob Sadino, langsung tergambar dialam fikirannya adalah seorang laki – laki dengan penampilan paling khas dan berbeda, yaitu celana pendek kadang dari bahan jeans, kadang dari linen, unik sekali.
Kalimat atau jargon yang bernada guyon juga melekat dalam ingatan banyak orang yang mengikuti berbagai kegiatannya kemudian diliput media cetak dan elektronik seantero Nusantara : “Bosan Kaya Gagal Miskin”
Masing – masing dari kita akan menafsirkan dengan makna dan sudut pandang yang berbeda terkait kalimat ‘nyleneh’ tersebut.
Panggilan populernya adalah Bob Sadino, nama beliau adalah Bambang Mustari Sadino ( lahir di Tanjung Karang atau sekarang di kenal dengan Bandar Lampung ) pada 9 Maret 1939. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino)
Kehidupan beliau ibarat pemandangan sebuah gunung, ia adalah puncaknya yang menawan, sehingga banyak pendaki mencoba mendatangi area center poin gunung yang kita tatap dengan seksama.
Kisah hidup yang sesungguhnya menginspirasi banyak orang adalah saat merintis pemeliharaan dan penjualan telur ayam negeri secara mandiri dan ia lakukan secara dari pintu ke pintu dengan ulet, tekun dan istiqomah.
Dan kemudian Bob Sadino disamping memelihara juga berjualan ayam petelur beliaupun memelihara dan berjualan ayam pedaging, berlanjut usaha berikutnya pada usaha sayuran dengan cara penanam hidroponik, yang saat ini banyak ditiru dan dilakukan oleh pengusaha – pengusaha yang menekuni aneka jenis sayuran hydro.
Seorang kompasianers bernama Ahmad Kusnari pernah menuliskan salah satu metode berdagang yang sungguh unik dan dilakukan secara cerdas, bisa di cek disini : (http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2011/07/16/tips-jualan-bob-sadino-yang-jarang-diketahui-publik-379070.html)
Setelah melewati kurun waktu 76 tahun Bob Sadino dengan segala kiprah yang tidak henti – henti membagi ilmu dan trik sukses dengan harapan semua orang bisa menjadi entrepreneur beliau menutup kehidupan ini dengan tenang dan pasti bagi keluarga, sahabat juga sejawat penuh kenangan.
Diberitakan oleh banyak media cetak maupun elektronik, bahwa kesehatan Bob Sadino merosot setelah istrinya, Soelami Soejoed meninggal dunia pada juli 2014 sekitar enam bulan yang lalu, maka iapun menyusul kepergian istri tercintanya menghadap Sang Kholik Allah Swt, setelah sempat dirawat selama dua pekan di rumah sakit Pondok Indah Jakarta pada 19 januari 2015 bertepatan dengan 29 Rabi’ul Awwal 1436 H, sore hari sekitar pukul 17.55.
Selamat jalan Pak Bob Sadino, kami pasti akan mengenangmu karena kekuatan ilmu yang telah engkau sebarkan keseantero negeri ini.