Lihat ke Halaman Asli

Antonia Rosita

Mahasiswi Atma Jaya Yogyakarta

Gula dan Garam adalah Maut atau Sahabat Tubuh Kita?

Diperbarui: 18 Agustus 2024   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Gula dan garam memberikan cita rasa yang dapat membuat kita kecanduan mengkonsumsinya.

Suatu hari saya nongkrong dengan teman laki-laki saya. Teman saya ini salah satu dari sekian banyak manusia yang menikmati hisapan sebatang rokok. 

Tentu, sangat mengganggu pernapasan saya jika asapnya melintasi indra penciuman saya.

Dokumentasi Pribadi

Asap rokok telah mengganggu kenikmatan segelas red velvet dan candaan di tengah obrolan kami. Saat itu saya tegur teman dengan menunjukkan video bahaya rokok

Namun, video tersebut dikibasnya dengan ceramah dia bahaya konsumsi gula yang berujung diabetes, obesitas atau penyakit bahaya lainnya.


Teman saya sangat mengetahui gimana candunya saya terhadap gula. Yaps saya orang Jawa asli yang melekat dengan stigma 

Pasti suka mengkonsumsi yang manis-manis

Rasa manis bagi kami merupakan simbol kenikmatan, bahkan tidak hanya minuman saja yang kami campurkan dengan gula, namun setiap masakan pun kami beri gula juga.

Rasa manis makanan atau minuman sangat melekat di tubuhku sedari kecil. Keluarga saya jika memasak tidak bisa lepas dari sejumput gula untuk menambahkan cita rasa di masakannya. 

Bahkan saking candunya, dimasa kecil saya setiap hari tidak luput minum teh, susu, sirup atau minuman manis lainnya, karena saya belum bisa minum air mineral.

Perdebatan bahaya rokok dan konsumsi gula berlebihan membuat saya mulai berpikir untuk hidup lebih sehat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline