Lihat ke Halaman Asli

Rosita Sari

Mahasiswa

Apakah Kita adalah Tuhan bagi Diri Sendiri?

Diperbarui: 19 Desember 2022   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa itu Tuhan?, kita tentu sudah tidak asing lagi dengan kata Tuhan, yang mana Tuhan dipercaya sebagai Roh mahakuasa dan asas atas suatu kepercayaan. Namun apakah Tuhan itu ada?, dan siapakah Tuhan itu?, lalu dimana Tuhan itu berada?, kenapa harus ada Tuhan?, dan apakah kita bertuhan atau malah kita adalah Tuhan? serta sangat banyak pertanyaan-pertanyaan lain tenteng Tuhan yang mengganjal di otak kita.

Seperti yang diungkapan oleh Nietzsche seorang filsuf asal Jerman kelahiran tahun 1844 mengatakan bahwa: "Tuhan telah mati, kita telah membunuh nya". Namun apakah maksud dari pernyataan tersebut?, apakah fisik Tuhan yang sudah dibunuh?, disini beliau mengatakan bahwa peran tuhan dalam diri manusialah yang sudah dimatikan karena keberadaan Tuhan dalam kehidupan manusia hanya akan mematikan kehendak manusia.

Beliau juga berkata: "hakekat manusia adalah kehendak untuk berkuasa". Dan sebenarnya kita adalah Tuhan bagi diri kita sendiri. Kita mempunyai hak untuk berkuasa terhadap diri kita sendiri. Jadi satu-satunya syarat mutlak untuk memenuhi kehendak manusia untuk berkuasa adalah dengan cara mematikan peran Tuhan yang dituntut kepada manusia.

Kemudian yang menjadi pertanyaannya lagi kenapa keberadaan Tuhan akan mematikan kehendak manusia?, bukankah keberadaan Tuhan akan mengatur kehidupan manusia di muka bumi ini?, menurut beliau bahwa dengan keberadaan Tuhan hanya akan membuat manusia merasa ada tuntutan untuk mengikuti kehendak Tuhan sehingga manusia tidak bebas dan terkungkung dalam tuntutan aturan yang harus dipatuhi tersebut.

Lalu bagaimana eksistensi atau keberadaan manusia di dunia?, dan kenapa bisa manusia dikatakan sebagai Tuhan bagi dirinya sendiri?, karena seperti yang kita ketahui ketika kita melakukan atau mengambil sebuah keputusan serta berbicara apapun itu atas kehendak diri sendiri tanpa memerlukan perintah atau persetujuan dari orang lain. Itulah bukti kalau kita berkuasa terhadap diri kita sendiri dan kita menuhankan diri kita sendiri menurut Nietzsche.

Lalu beliau juga mengatakan: "Manusia mempunyai hak untuk berkuasa dan unggul". Disini dia berusaha mengungkapkan bahwa kita adalah tuhan diri kita sendiri atau manusia adalah tuhan bagi diri manusia itu sendiri.Kita sebagai Tuhan berkuasa terhadap diri kita sendiri. Itulah alasan manusia harus membunuh peran Tuhan dalam diri manusia. Jikalau manusia telah berkuasa terhadap dirinya sendiri barulah manusia itu dikatakan unggul.

Menurut beliau dengan membunuh peran Tuhan dalam diri manusia maka seseorang tersebut tidak memerlukan izin orang lain atas pengambilan keputusan, bersikap, berbicara, dll karna dirinya berkuasa terhadap dirinya sendiri dan dia menuhankan dirinya sendiri. Jadi diri kita adalah Tuhan bagi diri kita sendiri. Atau dengan kata lain kita adalah penguasa bagi diri sendiri.

Dengan kita membunuh peran tuhan yang sebenarnya dalam diri kita maka kita berhasil berkuasa terhadap diri kita sendiri. Sebagai penguasa bagi diri sendiri kita berhak menentukan mana yang baik dan yang buruk, benar dan salah, halal dan haram, dan keputusan lainnya tanpa adanya persetujuan dari pihak lain serta tidak ada tuntutan untuk mengikuti aturan pihak lain dalam hidup kita.

Setelah manusia terbebas dari semua tekanan atau aturan yang membebaninya barulah manusia tersebut menjadi manusia yang unggul. Dengan cara menyembah diri kita sendiri serta memuaskan diri kita dengan pujian yang berasal dari diri kita sendiri. Selanjutnya kita sebagai manusia mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas untuk meraih keinginan dan hasrat kita.

Lalu bagaimana cara menyembah diri sendiri?yakni dengan menciptakan aturan-aturan untuk diri kita sendiri dan menjalankannya sendiri tanpa memerlukan izin pihak lain. Dari sekian penjelasan pemikiran dari Nietzsche bagaimana tanggapan pembaca dengan pemikiran beliau?, apakah pembaca setuju atau malah sebaliknya?.

Kalau diri saya pribadi setuju dengan pemikiran beliau yang mengatakan bahwa kita adalah pengatur atau penentu bagi diri sendiri karna seperti dalam kehidupan sehari-hari kita berhak berbicara, bertindak, bersikap atau apapun itu tanpa perlu meminta izin orang lain, namun saya tidak setuju dengan kalimat peran Tuhan yang sesungguhnya dalam diri manusia telah atau harus dibunuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline