Lihat ke Halaman Asli

Dampak Pembelajaran Daring terhadap Karakter Siswa

Diperbarui: 9 Desember 2021   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belajar jarak jauh dengan metode online atau biasa kita sebut dengan beajar daring ini Menurut Riana (2019: 1.14) menyebutkan bahwa  pembelajaran daring ini lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Dimana pembelajaran daring ini bertujuan  memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas (Sofiana dan Abdul 2019: 82).

Adanya pembelajaran daring ini tentu akan memberikan dampak yang positif dan negatif terhadap pendidikan di Indonesia. Disamping dampak positifnya penulis dalam proposal ini akan lebih cenderung membahas dampak negatif terhadap anak. 

Dampak negatif yang dialami anak dalam melakukan pembelajaran daring itu adalah yang pertama, minat anak untuk belajar semakin berkurang karena tugas-tugas yang diberikan oleh guru cenderung orang tua yang mengerjakan. 

Yang kedua, anak cenderung lebih merasa lelah belajar karena tidak sedikit anak yang merasa bahwa saat belajar dirumah dia lebih sering dimarahi oleh orang tuanya. Yang ketiga, kemampuan anak dalam memahami suatu materi akan cenderung menurun. 

Yang keempat, rasa mandiri dan percaya diri anak juga akan menurun saat anak kembali lagi belajar disekolah karena pada saat dirumah justru orangtua yang cenderung mengerjakan tugas anak. 

Dan yang kelima, menurunnya karakter atau moral anak, seperti yang penulis amati di lingkungan sekitar dimana anak lebih cenderung berkata atau bersikap yang tidak sesuai dengan usianya. 

Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dan arahan dari orang tua sehingga anak cenderung merasa bebas dan cenderung mengikuti perkataan atau perbuatan dari orang lain yang tidak sesuai sebagaimana mestinya. 

Saat disekolah, jika anak mengucapkan kata-kata tidak baik maka guru akan memberi arahan dan pengertian bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan dan anak akan menurut.

Sedangkan jika kasusnya anak tersebut tidak berada dilingkungan sekolah pengawasan dan arahan yang dilakukan orangtua kurang karena orang tua pastinya sibuk mengerjakan tugasnya yang lain. 

Hal lainnya seperti saat anak akan mengerjakan soal atau ujian saat belajar daring seperti ini anak tidak bisa mengerjakannya secara jujur. Jika pada saat disekolah anak diawasi oleh guru secara langsung maka kemungkinan anak untuk bertanya kepada teman atau bahkan menyontek sangat minim, berbeda jika dilakukan dirumah dengan pembelajaran jarak jauh dan berbasis online maka kemungkinan anak dibantu oleh orangtua dalam mengerjakan soal sangat mungkin. 

Lalu kemudian jika biasanya disekolah anak diwajibkan membaca dahulu sebelum pembelajaran dimulai lalu kemudian membaca Al-quran atau Iqro saat dirumah kemungkinan anak melakukan hal itu sangat minim karena selain merasa tidak ada kewajiban yang harus dilakukan dan juga kurangnya arahan dan bimbingan orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline