Mengikuti geladi Hominasi merupakan pengalaman yang baru dan tidak terlupakan oleh saya. Mengikuti geladi ini untuk pertama kalinya sungguh menyenangkan dan bermanfaat. Sebelumnya apa sih itu Geladi Hominisasi? Geladi Hominisasi merupakan geladi yang diberikan oleh Lembaga Pengembangan Humaniora (LPH) kepada mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan yang telah atau sedang menjalani matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, atau Logika.
Kata hominisasi sendiri memilki makna pemanusiaan. Jika diartikan maka geladi ini memiliki pemahaman bahwa manusia memiliki kelebihan dibanding makluk lain, yakni akal-budi dan kehendak bebas. Arti kata memanusiakan manusia berarti membinanya untuk dapat menggunakan akal-budi dan kehendak bebasnya dengan sebaik-baiknya.
Sekarang saya akan menceritakan pengalaman saya selama mengikuti Geladi Hominisasi. Saya mengikuti Geladi Homonisasi 4 yang diselenggarakan hari Sabtu, 22 Oktober 2022. Pada hari Selasa, saya diberikan tugas pra-geladi yang harus diselesaikan sebelum geladi tersebut yaitu pada hari Jumat. Dalam tugas tersebut, saya diajak untuk berpikir kritis dan lebih dilatih untuk mengembang pola pikir saya. Dari soal-soal yang diberikan seperti memaknai syair dari lagu "Indonesia Raya" dan sebagainya. Dan ada bagian terseru dari soal yaitu memaknai satu video dokumenter dari 10 video yang ada. Hal tersebut menarik bagi saya karena saya dapat memilih mana video yang menarik bagi saya dan ditanya pendapat tentang video tersebut.
Video pertama menjadi pilihan saya karena menarik perhatian saya dan dalam video tersebut menceritakan bagaimana jajanan pasar atau kue tradisional kurang dikenali anak muda dan bahkan sedikit peminatnya karena tergantikan oleh kue-kue atau makanan modern. Oleh karena itu, saya memilih dokumenter tersebut karena saya sangat menyukai kue-kue tradisional dan merasa prihatin ketika menonton video tersebut.
Pada hari geladi, saya mengikuti secara online via zoom. Acaranya berlangsung dengan baik dan lancar. Disana kami disambut dan dijelaskan singkat tentang SINDU (Spritualitas Nilai Dasar UNPAR) oleh Ketua Lembaga Pengembangan Humaniora. Lalu dilanjutkan dengan games menarik tentang Indonesia. Tidak hanya main games, tetapi kami juga dijelaskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan games tersebut sehingga kita juga bisa belajar dan mengerti tentang budaya dan keanekaragaman Indonesia. Selain itu, kami juga dibentuk kelompok untuk mempresentasikan tema yang telah dipilihkan.
Kelompok kami mendapatkan tema "Hari Dokter Nasional". Dalam kelompok, kami berdinamika dengan baik, kami awali dengan berkenalan lalu berdiskusi dengan topik yang ada. Disana saya berkenalan dengan anak-anak yang berbeda jurusan dengan saya. Dari berkenalan dengan mereka saya bisa mengetahui cara pikir mereka terhadap suatu masalah, cara menyeselesaikan masalah sekaligus bisa membangun relasi dengan mereka. Dalam berdiskusi, pola pikir kami dilatih untuk menjadi lebih kritis dan terbuka terhadap suatu masalah.
Setelah berdiskusi, kami harus mempresentasikan apa yang kami dapat selama 4 menit. Dan dari hasil presentasi kami akan dipilih satu kelompok yang akan mewakili dari setiap 3 kelompok lalu dilombakan kembali. Kelompok kami berhasil mendapat juara ketiga. Walaupun demikian, saya juga merasa bangga dan senang karena teman-teman semua yang ada disana juga mempresentasikannya dengan baik dan dengan cara yang kreatif pula sehingga saya juga ikut terpukau.
Mengikuti geladi Hominisasi ini, saya belajar untuk lebih membuka pikiran saya. Lebih terbuka akan hal-hal kecil yang ada diluar sadar kita. Terbuka lagi dan berpikir kritis dalam melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang. Selain itu, penting bagi kita untuk menggunakan logika dan bahasa sebagai warga negara karena apa yang kita ucapkan sebagai warga negara merupakan ciri identitas kita sebagai warga negara itu juga. Dan setelah mengikuti geladi, saya juga dilatih untuk meningkatkan kemampuan presentasi saya dimana hal tersebut baik dan sangat berguna bagi saya apalagi di dalam perkuliahan. Selain itu, kemampuan presentasi dan public speaking yang bagus dapat melatih dan membuat saya lebih percaya diri di depan publik. Lebih dari itu, berpikir kritis dan menggunakan logika juga dapat meningkatkan kemampuan dalam berpikir, berbahasa sebagai warga negara. Oleh karena itu, mari ikut dan jangan takut dengan geladi Hominisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H