Lihat ke Halaman Asli

Berhenti Bilang "Jangan" pada Anak!

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tentupernah mendengar orang tua yang mengatakan “jangan” pada anaknya untuk melarang anaknya melakukan sesuatu. Atau mungkin, kita sendiri pernah mengalami hal tersebut. Entah sebagai anak yang dilarang orang tuanya, atau sebagai orang tua yang melarang anaknya dengan mengatakan “jangan”. Mulai saat ini, sebaiknya hindari kata “jangan” pada anak.

Muncul pertanyaan, mengapa kata “jangan” harus dihindari? Berikut beberapa alasan mengapa kata “jangan” harus dihindari.

Pertama, kata “jangan” memotong kesenangan. Maksudnya adalah, ketika seorang anak bermain kotor-kotoran, lalu ibunya mengatakan “jangan bermain kotor-kotoran.” Perkataan itu memang akan menghentikan tindakan anak tersebut yang sedang kotor-kotoran, tapi tidak akan mengubah perilaku anak tersebut, jika suatu hari dia akan bermainkotor-kotoran lagi. Karena saat ia dilarang untuk tidak bermain kotor-kotoran, efek yang akan ditimbulkan adalah anak tersebut akan kesal, jengkel, dan sejenisnya.

Kedua, kata “jangan” menghambat perkembangan kreativitas. Jika orang tua sering mengatakan “jangan” kepada anaknya, ini akan sangat berdampak negatif dalam diri anak tersebut. Sedikit-sedikit saat anak melakukan sesuatu, lalu dipotong dengan kata “jangan” oleh orang tuanya, maka hasrat untuk berkreativitas dan menuangan rasa ingin tahu anak akan berkurang. Anak tersebut juga tidak akan leluasa ketika akan melakukan atau mencari tahu tentang suatu hal yang membuatnya menarik, sehingga daya kreativitas anak tersebut akan terhambat.

Ketiga, kata “jangan” mempersempit pilihan. Bagi seorang anak, kata “jangan” berarti larangan untuk tidak boleh melakukan hal itu. Ketika orang tua melarang anaknya dengan mengatakan “jangan”, maka akan tersmpan dalam otak anak tersbut bahwa hal tersebut dilarang untuk dilakukan. Masalahnya adalah, bagaimna jika suatu saat anak tersebut dihadapkan oleh keadaan yang sebaliknya, tetapi ia tidak mau melaukan hal tersebut, karena dalam memorinnya tersimpan bahwa hal tersebut dilarang untuk dilakukan. Misal, “jangan memberi makan pada pengemis, nanti mereka manja!”

Dan yang terakhir, Kata “jangan” tidak mengandung solusi. Ketika seorang anak dilarang orang tuanya dengan kata “jangan”, lalu anak tersebut menghentikan tindakannya tersebut, tidak berarti bahwa larangan yang dikatakan oleh orang tuanya tersebut mengandung solusi. Contohnya saja, ketika orang tua mengatakan “jangan main kotor-kotoran!” akan berbeda dengan mengatakan “ayo main mobil-mobilan saja yuk, kalau hujan-hujanan nanti kamu sakit”. Tentu kalimat yang dilontarkan oleh orang tua kepada anak tersebut sangat berbeda.

Singkatnya, banyak hal-hal negatif yang dapat ditimbulkan dengan mengatakan “jangan” pada anak. Oleh sebab itu, sebaiknya kata “jangan” pada anak dihindari dengan menggunakan bahasa lain yang sifatnya mengajak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline