Lihat ke Halaman Asli

"Do You Love Me Because I'm Beautiful, or Am I Beautiful Because You Love Me?"

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian besar dari kita pasti sudah tidak asing lagi dengan fakta mengenai Plastik Surgery di Korea Selatan. Negara tersebut merupakan negara tertinggi dengan pertumbuhan Klinik dan Masyarakat yang melakukan operasi Plastik. Menurut International Society of Aesthetic Plastik Surgery (ISAPS),  Korea menjadi negara terbesar didunia untuk industri operasi plastik dengan jumlah sebesar 5 milyar USD. Hal tersebut menjadi bukti bahwa perkembangan klinik dan dokter bedah plastik di korea selatan setiap tahun bertambah, kiranya sebanyak 4,000 klinik bedah plastik tersebar di Korea Selatan. Dengan perkembangan yang sangat pesat melakukan operasi plastik di Korea, hal ini membuat semakin sedikitnya kita dapat menemukan wajah asli dari masyarakat Korea Selatan. Kita dapat melihat perbedaan tersebut dari perbandingan beberapa dokumentasi foto Miss Korea tahun '60,'70',&'80 dengan Miss Korea tahun 2013. Foto finalis Korea Selatan 2013 menjadi kontroversi dibeberapa negara, dikarenakan kesamaan dari postur wajah sehingga kita bisa mengira bahwa mereka seperti saudara kandung, tetapi padahal tidak. Hal tersebut merupakan kekuatan dari kinerja dokter bedah plastik di Korea Selatan.

Operasi Plastik pertama di Korea selatan terjadi pada tahun 1954, yaitu disaat terjadinya Perang Korea, dimana seorang Dokter bedah plastik dari Amerika Serikat yang bernama Dr. Ralph Millard berkunjug ke Korea untuk menolong masyarakat yang menjadi korban pada perang tersebut. Disamping menolong para korban perang, Dr. Millard melakukan operasi bedah plastik kepada seorang prostitusi ( wanita penghhibur) yang ingin menarik perhatian para tentara Amerika disana. Setelah itu, pada tahun 1961 lahirlah klinik operasi plastik pertama di Korea sehingga betambahlah para wanita yang ingin melakukan operasi plastik tetapi tidak dalam kuantitas yang banyak. Operasi bedah plastik di Korea berkembang pesat pada tahun 1997-1998 yaitu pada saat terjadinya Krisis Ekonomi yang membuat susahnya masyarakat Korea Selatan mendapatkan pekerjaan, sehingga mereka melakukan operasi plastik untuk menambah nilai jual mereka.

Pada dasarnya, masyarakat korea merupakan masyarakat Homogen, berbeda dengan kita, yaitu masyarakat Indonesia yang Heterogen. Dampak dari ciri masyarakat homogen  tersebut adalah pola piker yang harus sama dan disamakan dari setiap masyarakat di negara tersebut. Masyarakat Korea Selatan mempunyai anggapan yang sama mengenai karakteristik "Wajah Cantik" untuk wanita atau pun pria. Menurut mereka, "wanita cantik" adalah wanita yang memiliki : 1.     Postur badan yang langsing/kecil. 2.     Kaki yang jenjang, ukuran betis yang kecil. 3.     Hidung Mancung 4.     Postur muka yang oval. (melakukan bedah plastik penghilangan tulang rahang) 5.     Mata yang besar (mempunyai lipatan mata) 6.     Ukuran Payu Dara yang ideal (B/C) 7.     Kulit yang putih 8.     Ukuran dahi yang cenderung menonjol atau yang biasa kita sebut "jenong". Atau hal tersebut biasanya disimpulkan seperti "Barbie". Tidak hanya peremuan, Korea juga memiliki karakteristik mengenai "Pria Tampan", mungkin karakteristi tersebut tidak sebanyak dari kriteria "wanita cantik" Korea Selatan, tetapi biasanya para pria disana melakukan operasi plastik untuk penambahan double eyelid, pemancungan untuk Hidung, penghilangan tulang rahang, dan pada akhir-akhir ini sudah menyebar luas mengenai bedah plastik untuk pembentukan otot perut, sehingga para pria dapat mendapatkan tubuh Six Pack dengan instant. Dengan ideology mengenai "Kriteria Wajah Cantik" ini membuat masyarakat korea beradu-adu untuk memiliki wajah cantik yang sama dengan yang lainnya. Sehingga hal tersebut membawa dampak negative bagi psikologis dari setiap individu. Kita bisa baca artikel yang dimuat oleh Asri Alfa berjudul "Perempuan-Perempuan cantik" (http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2014/08/25/perempuan-perempuan-cantik-682676.html) yang membahas mengenai acara reality Show di Korea Selatan berjudul "Let Me In" yang dimana acara tersebut membantu masyarakat korea terlebih untuk perempuan yang ingin melakukan operasi plastik. Para peserta yang mengikuti acara Let Me In cenderung mempunyai motivasi yang sama dalam melakukan operasi plastik. Mereka memiliki latar belakang yaitu "bully" di dalam lingkungan keluarga dan juga peer group. Cerita mengenai bully di dalam keluarga yaitu, para orang tua di Korea selatan ada yang tidak pernah memuji anaknya cantik karena mereka tidak memiliki kriteria wajah cantik korea, sehingga anak terssebut menjadi depresi karena selalu dikatakan buruk rupa oleh orang tuanya, karena pada dasarnya, orang tua adalah media induk dari pembentukan karakteristik anak. Hal itu tidak hanya dilakukan secara verbal, tetapi ada juga orang tua yang meluapkan amarahnya karena anak mereka tidak cantik dengan melakukan kekerasan. Perkembangan operasi plastik di Korea Selatan melahirkan dampak postif dan negative. Dampak postifi dari hal tersebut adalah dapat membantu individu yang terlahir dengan kekurangan fisik atau pun mengalami penyakit seperti kanker payudara, tetapi dengan operasi plastik juga melahirkan banyaknya probelamatika pada aspek psikologis, sehingga dapat juga menghilangkan nilai budaya tadisional masyarakat korea selatan itu sendiri. Dengan adanya tingkat prioritas pada kesamaan "wajah cantik" yang dipercayai oleh masyarakat Korea Selatan membuat seseorang akan menyukai, atau mencintai orang lain harus melihat dari fisik terlebih dahulu, sehingga kita bisa menyimpulkan "Do you love me because I'm beautiful, or Am I beautiful because you love me?" .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline