Lihat ke Halaman Asli

Rosidin Karidi

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Stop Haji Ilegal, Berangkat Haji Juga Mesti Melek Hukum

Diperbarui: 19 Juli 2024   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jemaah Haji Indonesia sedang menuju Masjidil Haram (sumber: dokumentasi pribadi)

Musim haji 2024 telah usai. Namun meninggalkan luka mereka yang gagal berangkat akibat terganjal visa haji.

Saat musim haji 2024 berlangsung, diberitakan ada 24 orang warga negara Indonesia ditangkap pemerintah Saudi Arabia lantaran tidak memegang visa haji. Berita terakhir menyebut ada 203 orang terkatung-katung di Jeddah, tidak bisa masuk Mekah lantaran tidak mengantongi visa haji.

Visa haji memang jadi ketentuan pemerintah Saudi sebagai syarat administrasi haji. Setiap warga negara asing yang hendak masuk kota Mekah dan Arafah saat musim haji wajib membawa visa haji.

Ketentuan ini sudah dipahami dan harus dipatuhi seluruh negara pengirim jemaah haji ke sana. Artinya siapa pun, warga dari negara mana pun jika melanggar ketentuan tersebut bisa dikenakan hukum.

***

Kasus jemaah haji terlantar atau tertipu bukan hal baru. Setiap musim, sejak puluhan tahun lalu ada saja kasus serupa. Seakan jadi bercak hitam atas berbagai tantangan keberhasilan penyelenggaraan haji.

Tidak sedikit warga negara Indonesia jadi korban. Mereka tidak punya kuasa saat berhadapan dengan kenyataan. Kerugian moril, materiil sampai berhadapan hukum negara setempat. Bahkan travel yang berangkatkan sering bungkam dan menghilang.

Anehnya fenomena itu tidak membuat masyarakat kecut. Animo berhaji secara 'ilegal' tak kunjung surut. Menjelang musim haji sering dipakai sebagai momen beberapa WNI untuk tetap tinggal di Saudi. Tidak sedikit atas iming-iming dari travel. Berharap bisa masuk Mekah dan Arafah kemudian berhaji.

Uniknya saat tatkala gagal berangkat, jemaah cenderung bungkam. Gagalnya berangkat dianggap sebagai aib. Pasrah atas kenyataan merenggut keadilan. Meski tidak sedikit jemaah bersuara, muncul di permukaan mencari pihak bertanggungjawab.

Apakah ini harus dibiarkan. Sistem mana yang salah? Lantas bagaimana jemaah dan para pihak seharusnya menyikapi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline