Pernah dengar Patung Kritus Penebus di Rio de Janeiro, Brasil? Patung yang memiliki tinggi 38 meter ini terletak di puncak Gunung Corcovado. Menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara untuk mengunjunginya. Antusiasme yang tergolong sangat tinggi, membuat mereka harus antre agar bisa menikmati kawasan ini.
Lain Brasil lain Indonesia..
Indonesia, di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, ada wisata religi serupa bernama Buntu Burake. Menawarkan pemandangan yang tidak kalah dari kawasan Corcovado. Nuansa hijau sudah nampak dari kejauhan, kawasan bukit dataran tinggi.
Tepatnya di kecamatan Makale, sebuah patung Yesus menjulang setinggi 40 meter. Batuan cadas disekitar kuat menopang bangunan beserta pondasi patung. Kedua tangannya menghadap kedepan seakan memberi doa kepada penduduk kota Makale, di hamparan lembah berkeliling bukit di bawahnya. Berada di ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut, kawasan ini dibuka Agustus 2015.
Pondasi patung, merupakan bangunan empat tingkat berdinding kaca. Wisatawan pun bisa naik dan nikmati pemandangan sekeliling dari ketinggian. Ke bawah sedikit, di lereng bukit tertulis TORAYA MAELO yang berarti rakyat Toraja yang unggul dan arif bersama alam. Slogan ini pula yang menjadi kebanggaan masyarakat Toraja.
Objek wisata ini bisa dijangkau kendaraan sekitar 15 menit dari pusat kota. Meski tidak lebar, jalanan menuju tempat tersebut sudah beraspal sangat bagus. Sepanjang perjalanan penuh jalur berkelok tajam dan menanjak. Sopir harus konsentrasi tinggi dan kondisi kendaraan juga harus sehat.
Bukan saja patung, saat di puncak, mata kita akan disuguhi pemandangan hamparan kota Makale nan hijau berkeliling bukit. Spot instagramable pun banyak dijumpai, menjadi incaran wisatawan muda untuk bergaya.
Masih kurang? Cobalah uji nyali melintas jembatan kaca sepanjang 90 meter. Jembatan ini membentang setengah lingkaran di depan patung. Berada diketinggian 30 meter tepi tebing, berikan sensasi setiap orang yang melintasnya.
Namun saat penulis tiba di lokasi lewat tengah hari, tempat tersebut masih dalam proses perawatan, belum dibuka. Ada rasa kecewa, tapi ya ga masalah. Kekecewaan itu sudah terobati pemandangan luar biasa sejauh mata memandang.
Hampir tiga tahun berjalan, destinasi wisata ini terus berbenah. Sudah tersedia beberapa kedai, sajikan kopi dan makanan ringan, tempat bersantai dan menjajakan suvenir. Namun penataan parkir kendaraan perlu dibenahi agar tidak terkesan semrawut.