Sepuluh bulan terakhir, penulis adalah pengguna aktif transportasi online. Berangkat maupun pulang kerja. Transportasi online kini jadi pilihan terbaik karena berbagai keunggulan. Keunggulan yang mestinya dan diharapkan lebih dari transportasi konvensional.
Namun, di lapangan banyak dijumpai kurangnya perhatian driver dalam menjaga kenyamanan tamu. Berikut diantaranya.
1. Lama menjemput
Ada istilah waktu adalah uang. Maka hargailah waktu. Tamu tidak punya banyak waktu untuk menunggu. Itu perlu dipahami driver. Saat memesan, mobil khususnya, tamu sudah termasuk menghitung eskalasi waktu tunggu. Ya paling lama sepuluh menitan.
Namun yang penulis alami, tidak jarang lebih dari itu. Bahkan pernah tiga puluh menit belum juga datang. Padahal dalam peta tak jauh, prediksi kurang dari sepuluh menit, karena kondisi tidak macet. Saat berkomunikasi, driver bilang sedang isi bensin, sedang makan, isi pulsa, dan banyak alasan lain. Kan mestinya semua itu bisa dilakukan saat aplikasi ditutup, sehingga tidak ada orderan masuk.
Pernah juga, saat menjemput nampak di peta driver justru ke suatu tempat dulu, berlawanan arah. Eh ternyata, saat bertemu dia ngaku habis ganti mobil dulu. Atau pengalaman lain, driver ambil order sementara dalam mobil masih ada tamu. Ya mau ga mau, menunggu sampai mengantar tamu dan turun.
2. Tanya Tujuan
Tidak ada salahnya tanya tujuan, bahkan itu sangat perlu. Tapi kapan. Tentunya saat bertemu.
Beberapa kali, begitu terima order, driver langsung telpon dan pertanyaan yang diajukan pertama adalah tujuan. Ga masalah tanya tujuan. Yang jadi masalah, ternyata setelah tahu tujuan driver minta di cancel atau melakukan pembatalan sepihak. Dampaknya mesti reorder dan menyita waktu.
3. Salah Jemput
Penah dua kali, driver yang sudah diorder, eh ternyata membawa tamu lain. Dalam komunikasi verbal, bilang sudah dekat. Tentu ditunggu. Kok terasa lama. Begitu lihat peta, loh kendaraan malah menjauh. Ternyata dia salah bawa tamu. Aduh. Ga habis pikir itu, mungkin drivernya melamun akibat putus cinta.