Lihat ke Halaman Asli

Rosidin Karidi

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Ingin Berkunjung ke Badui Dalam? Persiapkan 7 Hal Berikut

Diperbarui: 5 Januari 2017   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

anak-anak Badui Dalam sedang melakukan perjalanan ke CIboleger | dokpri

Berkunjung ke perkampungan suku Badui Dalam, adalah petualangan. Terlebih bila sempatkan bermalam di rumah penduduk. Kita akan menemukan pengalaman yang tidak biasa.

Perjalanan kali ini, kami akan menuju suku Badui Dalam di Cibeo, Rangkasbitung Lebak, Banten. Salah satu dari tiga area perkampungan selain Cikertawana dan Cikeusik. Dibandingkan keduanya, Cibeo adalah perkampungan terdekat dari wilayah luar.

Perjalanan kita mulai dari terminal Ciboleger. Sebuah terminal kecil di pintu masuk wilayah badui. Dengan kendaraan umum, tempat ini bisa dijangkau dengan bis dari terminal atau stasiun Rangkasbitung. Selain sebagai destinasi terakhir bis dan kendaraan umum, tempat ini juga berfungsi sebagai lahan, parkir kendaraan pengunjung.

Suasana di sini cukup ramai oleh tamu wisatawan domestik, biasanya dalam rombongan. Ada juga wisatawan asing dalam jumlah relatif sedikit. Terdapat sejumlah warung, sekedar untuk mengisi perut. Toko kelontong, tempat membeli pembekalan dan juga toko suvenir untuk oleh-oleh dan cinderamata.

Perjalanan menuju perkampungan suku Badui Dalam, bukanlah perkara ringan namun tetap menyenangkan. Dengan berjalan kaki lima hingga enam jam, butuh persiapan yang matang. Selama perjalanan kita akan disuguhi berbagi macam pemandangan indah, lereng bukit dan hamparan hijau.

Berikut tujuh hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan menuju perkampungan Badui Dalam.

1. Persiapkan fisik

Fisik adalah modal utama untuk mencapai perkampungan Badui Dalam. Bagaimana pun tempat ini tidak mungkin dijangkau dengan kendaraan. Satu-satunya cara adalah dengan jalan kaki.

Dari informasi yang diperoleh beberapa orang Badui Dalam, mereka mampu menempuh tiga hingga empat jam dari perkampungan hingga Ciboleger. Namun bagi yang tidak biasa, lima hingga enam jam, lengkap dengan istirahat. Sungguh perjalanan cukup melelahkan.

Jalurnya hampir sama dengan jalur pada umumnya di daerah pegunungan. Meskipun ada beberapa ruas jalan yang tertata rapi dengan tatanan batu. Tapi sebagian besar adalah jalan alami, tanah dan sedikit lumpur. Saat hujan turun, jalan itu juga berfungsi sebagai aliran air.

Ada beberapa track yang diperlukan konsentrasi tinggi dan penuh kehati-hatian. Selain karena tanjakan curam juga licin, tanah coklat. Karenanya disarankan untuk membawa tongkat kayu yang bisa dibeli saat di Ciboleger seharga tiga ribu rupiah. Murah tapi sangat menolong selama perjalanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline