Lihat ke Halaman Asli

Allahu Akbar Allahu Akbar Uniknya Kurban di Daerah Desa Sakerta Timur Kampung Cilengkeng Kec. Darma Kab. Kuningan

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam Takbiran Idul Adha pun menggema setelah shalat Magrib dari kakek-kakek sampai anak-anak ikut menggaungkan gema takbir dan Gemuruh Bedug berirama mengiringi Malam takbiran di desa Sakerta Timur kampung cilengkeng tepatnya.

Suasana malam itu kian lama kian dingin menusuk ke tulang rusuk dan acara itu berlangsung sampai jam tengah malam. Gema takbirpun berlanjut setelah shalat subuh.Jamaah di desa itu terus berdatangan dengan membawa tikar dan koran karena kapasitas Masjid Nurul Fallah yang tidak dapat menampung seluruh jamaah di desa tersebut,para jemaah pun pada hari idul adha membuat barisan-barisan(shaf-shaf) di pelataran Masjid Nurul Fallah,

AllahuAkbar - AllahuAkbar setelah pukul 6 rentetan acarapun dibacakan oleh panitia mulai pembukaan sampai dengan penutupan setelah sambutan dari ketua DKM Dan kepala desa dan ada satu hal yang cukup membuat warga didesa tersebut Takjub yaitu salah satunya adalah jumlah hewan kurban yang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya dan memang baru tahun ini jumlah hewan kurban tersebut berjumlah 15 hewan karena pada tahun sebelumnya biasanya jumlah hewan kurban paling banyak sekitar 5 hewan.

Salah satu ungkapan salah seorang warga didesa tersebut "aih atuh geuning kakara taon ieu korbana mani seuer pisan"ungkapan mang kosim salah satu warga di desa cilengkeng tersebut.

setelah shalat idul adha dan khubah dilaksanakan tibalah acara pemotongan hewan kurban. Acara hewan kurban di desa ini terbilang unik salah satu acara yang dilakukan adalah hewan kurban di pakaikan kain kapan bewarna putih, dan diberi wewangian setelah itu bulu-bulu hewan korban tersebut disisir oleh keluarga yang berkurban dan kambing - kambing kurban di suruh mengaca untuk melihat dirinya pada terakhir kalinya.
Satu demi satu hewan kurban di sembelih dengan diiringi gema Takbir AllahuAkbar AllahuAkbar. Acara pemotonganpun berlangsung hidmat setelah selesai disembelih satu demi satu hewan kurban pun dikuliti kulitnya dan dipotong beberapa bagian dagingnya untuk kemudian dagingnya dibagikan kepada seluruh warga desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline