[caption caption="Goa Surowono"][/caption]
Sabtu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Kami yang sedang mengikuti Kursus Bahasa Inggris di Pare, Kediri. Hari ini adalah hari dimana aktivitas Kursus sementara waktu libur. Lupakan sejenak materi IELTS, Toefl, Speaking dan lain-lain. Satu lagi, bagi yang tinggal di camp Sabtu merupakan hari bebas dari berbicara Bahasa Inggris, yeayy!!
[caption caption="Start dari Elicos Girls Camp"]
[/caption]
Tak menyia-nyiakan kesempatan, berbekal informasi dari warga sekitar Kampung Inggris mengenai keberadaan Goa Surowono, dengan sepeda sewaan Saya dan teman-teman meluncur meninggalkan camp, membelah jalanan Pare yang panas berdebu. Sesekali perjalanan harus dihentikan sementara guna bertanya pada warga mengenai lokasi yang dituju, maklum tidaak ada penunjuk arah sehingga harus banyak bertanya agar tidak tersesat.
[caption caption="Tangga menuju mulut Goa Surowono."]
[/caption]
Dua puluh menit kemudian Kami tiba di Desa Canggu, Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, tempat dimana Goa Surowono berada. Letak Goa persis di belakang sebuah rumah penduduk, tepat di bawah rimbunnya gerumbul pohon bambu. Goa ini merupakan lorong bawah tanah yang di dalamnya terdapat aliran sungai yang tak pernah kering, meski sedang musim kemarau.
[caption caption="Lubang Goa Surowono."]
[/caption]
Menurut penduduk sekitar, Goa ini merupakan sistem kanal atau pengairan, bagian dari Candi Surowono yang dibangun di masa Kerajaan Kediri. Usai memasang head lamp dan menyiapkan kamera, dipandu Guide lokal, saya dan rombongan berjumlah 6 orang mulai menuruni anak tangga. Anak tangga ini mengarah menuju ke mulut gua yang berupa sebuah ceruk sumur sedalam kurang lebih lima meter di bawah tanah. Anak tangga yang dilalui cukup curam dan pasti akan menjadi licin di musim penghujan, jadi pastikan untuk fokus dan berhati-hati saat melaluinya.
Byur, sejurus kemudian air jernih nan sejuk sedalam dada orang dewasa menyambut kami. Di depan mulut Goa nampak beberapa pengunjung yang sedang mandi-mandi menikmati kesejukan air. Mendongak ke atas, terlihat pengunjung yang sekedar duduk-duduk atau rombongan yang bersiap juga untuk menjelajah Goa. Berada di dalam gua, lamat-lamat masih terdengar suara percakapan orang yang berada di atas, makin ke dalam yang terdengar hanya suara pemandu memberi instruksi dan suara kecipak air karena pergerakan langkah kami.
[caption caption="Lorong Goa Surowono."]
[/caption]
Senter merupakan satu-satunya sumber penerangan selama menjelajah Goa, penggunaan head lamp akan sangat membantu karena tangan masih bisa bebas bergerak untuk mengabadikan moment dengan kamera meski harus berhati-hati agar tidak tercebur ke dalam air.