Inikah yang ku cari? Mungkinkah kau yang benar-benar ku butuhkan?
Entahlah. Terhitung sejak aku utarakan perasaanku yang sesungguhnya kepada cinta pertamaku, semua terasa menjadi lebih indah.
Ku menemukan diriku kembali seperti dulu. Penuh ambisi, penuh semangat, hangat, dan memiliki hasrat tinggi untuk berbagi --apapun-- kepada semesta.
Ah! Kamu! Kamu memang selalu berhasil membuatku belajar. Membuatku menemukan hal baru. Membuatku menyadari bahwa diriku ini begitu berarti.
Mungkinkah kau memang orang yang ku butuhkan untuk selalu ada menemani hari-hariku yang silih berganti? Entahlah. Tapi intuisiku sangat yakin padamu. Sangat yakin bahwa kau adalah sosok terbaik untuk melengkapi hidupku.
Ku sadar, memang kebanyakan perempuan menginginkan sosok imam yang mampu mengayomi. Mampu mengingatkan dengan nasehat. Tapi aku? I don't need that kind of man. Karena caraku supaya bisa selalu ingat dan terus terdorong untuk berbuat baik bukan dengan dinasehati. Tapi dengan memperbanyak berbagi. Berbagi segala pengalaman, penetahuan dan wawasan yang ku punya. Dan kamu! Kau selalu memintaku untuk membagikan apa yang ku punya. Kau yang selalu menunggu dan ingin tahu. Kau yang selalu senang mendengarkan segala isi otaku. Itu yang ku suka. Kau selalu membuatku mau untuk berbagi. Mau terus belajar. Tidak pernah puas dengan apa yang ku punya sekarang.
Terima kasih, harapanku.
Surabaya, 26 Agustus 2018.
