Lihat ke Halaman Asli

Rosiana SPd

Guru kelas 4 di SDN 06 Tapen

Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui Metode Inkuiri

Diperbarui: 19 Februari 2024   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1.1 Diagram Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV SDN 06 Tapen

Pendidikan merupakan sarana terpenting bagi perbaikan kehidupan bangsa dimasa yang akan dating. Oleh karena itu, saat ini pemerintah berusaha untuk selalu memperbaiki sistem, kurikulum dan proses pembelajaran pada setiap jenjang Pendidikan formal. Upaya peningkatan mutu Pendidikan melalui peningkatan kualitas proses belajar mengajar harus diarahkan kepada peningkatan kemampuan guru melibatkan siswa kedalam kegiatan pembelajaran.

Ilmu pengetahuan alam merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran (correct), serta menggunakan prosedur yang benar (true) dan dijelaskan dengan penalaran yang sahid (valid).

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV melalui penerapan metode inkuiri. Metode inkuiri dipilih sebagai pendekatan pembelajaran utama untuk memotivasi siswa, merangsang rasa ingin tahu, dan meningkatkan partisipasi aktif mereka dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah dasar dengan melibatkan siswa kelas IV sebagai subjek penelitian.

Secara umum inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisa dan menginterprestasi data, serta membuat prediksi dan mengharmonisasikan hasilnya.

“Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa”. (Wina Sanjaya 2006: 196)

Menurut Wina Sanjaya (2006: 208) metode inkuiri ini memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Kelebihan:

  • Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
  • Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
  • Strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
  • Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Kekurangan:

  • Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
  • Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
  • Memerlukan waktu yang lama.
  • Sulit di implementasikan oleh setiap guru.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes hasil belajar. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri dapat signifikan meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Penjelasan tentang tahapan pelaksanaan PTK menurut Suharsimi Arikunto (2009: 20) adalah sebagai berikut:

  • Perencanaan
  • Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.
  • Tindakan
  • Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.
  • Pengamatan
  • Selanjutnya diadakan pengamatan yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya.
  • Refleksi
  • Setelah diamati, barulah guru dapat melaksanakan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya.

Kegiatan pembelajaran IPA dengan materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda yang dilaksanakan di kelas IV SDN 06 Tapen dengan tujuan pembelajaran yaitu tentang aktivitas belajar siswa yang terdiri dari aspek siswa yang aktif secara fisik (mengaktifkan panca indera yang dimiliki), siswa yang aktif secara mental (adanya keterlibatan intelektual), dan siswa yang aktif secara emosional (adanya keterlibatan kejiwaan dan perasaan untuk aktif dalam proses pembelajaran). Semua aspek tersebut terdapat dalam indikator kinerja aktivitas belajar yang diperoleh dari observasi awal, siklus I dan siklus II. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan perhitungan persentase.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline