Lihat ke Halaman Asli

Bukan Hanya Pengajian, Wayang Golek Turut Serta Digelar dalam Rangka 1 Abad Nahdatul Ulama (NU)

Diperbarui: 12 Februari 2023   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber doc: team multimedia maligo dan redmi camera

Donorojo- tuan rumah peringatan satu abad NU ranting Donorojo diisi dengan pengajian di Lapangan Wiradipa Dukuh Kethileng, Desa Donorojo, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Minggu (12/02/2023) digelar pengajian rutinan PAC Muslimat NU sekecamatan Sempor dan dibuka untuk umum warga sekitar.

Berduyun-duyun ribuan jamaah muslimat sekecamatan Sempor dan sekitarnya menghadiri pengajian rutinan tersebut dengan mengenakan baju seragam NU bagi yang memiliki. 

Seketika lapangan Wiradipa menjadi sejuk dengan kehijauannya, bukan hanya karena rerumputannya tetapi para hadirin jamaah pengajian.

Dengan diiringi Hadroh dari group At-taubah, dukuh Kalisadang semakin menambah khidmat berjalannya pengajian.

Khidmat Muslimat, Merawat Jagat. Menuju Abad ke-2 Nahdatul Ulama. Menghadirkan pembicara dari Ponpes Tangho Alif'Baa Banjarnegara, KH. Mikhdlom Nihrir. Beliau mengangkat tema peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan Rajab, terutama lahirnya Nahdatul Ulama yang terjadi pada bulan Rajab ini.

Tidak luput dukungan dari segenap Karang Taruna Donorojo, LINMAS Donorojo, Banser, serta para warga masyarakat Desa Donorojo dan sekitarnya atas bantuan dan kerjasamanya dalam menyukseskan acara tersebut.

Tidak hanya pengajian yang digelar sebagai peringatan satu abad NU, Wayang Golek pun kembali hadir turut memeriahkan acara. Yang digelar pada malam sebelum pengajian, Sabtu (11/02/2023). Bukan sekedar hiburan tetapi juga sebagai ajang nguri-uri atau melestarikan budaya Indonesia khususnya Jawa, seperti wayang. 

Sebagai dalang, Bapak Atmo Wikarto atau biasa disebut Bapak Lentho yang merupakan salah seorang dalang wayang di Desa Donorojo ini turut serta memeriahkan acara peringatan NU yang Ke-1 abad. Selain sebagai pengisi acara juga sebagai pengenalan kesenian yang beliau dalami di bidang seni pewayangan khususnya wayang kulit dan wayang golek yang diselenggarakan tersebut.

Pagelaran wayang golek berlangsung khidmat, pertunjukan wayang yang apik dan penuh sarat edukasi sejarah religi Islam.Bahasa yang digunakan pun Bahasa Jawa asli yang hingga saat ini masih dipakai. Dengan iringan gamelan yang masih khasnya budaya Jawa.

Tidak kalah para hadirin pun antusias menyaksikan pagelaran, dari yang tua hingga yang muda turut menghadiri dan menyaksikan pagelaran wayang golek tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline