Sudah menjadi rahasia umum, bahwasanya pada masa reformasi ini banyak terjadi perubahan terhadap gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda dan pemudinya. Perubahan gaya hidup tersebut secara tidak langsung telah turut mengundang perubahan terhadap karakter generasi muda pada masa reformasi ini.
Ditambah dengan pengaruh keras arus globalisasi yang semakin menjadi-menjadi. Tentu hal-hal tersebut menjadi tantangan yang berat dalam proses memertahankan pola karakter generasi muda Indonesia yang berbudi luhur.
Karakter memang salah satu poin penting dalam diri seseorang. Orang yang pintar tanpa karakter yang baik, maka baginya akan sulit untuk mendapatkan sebuah kesuksesan. Namun sebaliknya, orang yang biasa-biasa saja akan tetapi ia memiliki karakter yang baik, maka kesuksesanlah baginya.
Hal ini diperkuat dengan pendapat salah satu pakar Doni Kusuma, yang menyebutkan bahwa karakter merupakan sebuah gaya, sifat, ciri, maupun karakteristik yang dimiliki seseorang yang berasal dari tempaan yang didapatkannya melalui lingkungan yang ada disekitar.
Di Indonesia sendiri, saat ini pendidikan karakter menjadi sorotan utama para petinggi negara, mengingat mulai lunturnya karakter pemuda dan pemudi Indonesia di masa reformasi ini.
Hal ini pun termaktub dalam perkatan Menteri Pendidikan Bapak Muhadjir Efendi yang berbunyi "Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai Fondasi dan Ruh Utama Pendidikan", dimana perkataan beliau ini menjadi dasar baru dimensi pendidikan karakter Indonesia pada masa reformer ini.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri, dimensi pendidikan karakter Indonesia jika disesuakan dengan masa reformasi saat ini, dapat dibagi menjadi 4 bagian utama. Dimana masing-masing bagian mengemban tugas bersama untuk mencapai generasi muda reformer yang cerdas berkarakter.
Berikut pemaparan mengenai dimensi pendidikan karakter di Indonesia masa reformasi :
1. ETIK
Etik dalam hal ini disebut pula sebagai olah hati. Dengan pendalaman karakter dimensj etik, diharapkan generasi reformer dapat mempunyai kerohanian yang mendalam, keimanan, serta ketaqwaan. Dimensj etik menjadi yang utama dari dimensi yang lainnya, karena etik sendiri merupakan dasar dari suatu karakter yang dapat menopang dimensi karakter lainnya.
2. LITERASI