Lihat ke Halaman Asli

Gantung Mati Koruptor! Tembak Mati Anaknya! Lokalisasikan Cucunya!

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gantung mati koruptor!
Tembak mati anaknya!
Lokalisasikan cucunya!

Like father like son,
semua orang tahu itu, karena hampir sebagian besar hal itu benar-benar terjadi.
Sehingga apabila terjadi hal itu,
maka yang memiliki kesempatan berbeda adalah cucunya.
Orang tua seorang koruptor secara tidak langsung juga mengajari anaknya menjadi koruptor.

Cucu adalah anggota keluarga yang diduga tidak tahu apa-apa.
Tetapi tidak bisa lepas begitu saja dari urusan nenek moyangnya yang pernah melakukan korupsi.
Karena walau bagaimana pun juga dia adalah keturunan seorang korupsi.
Bahkan kalau perlu dibuat tanda fisik tertentu dalam lokalisasi cucu-cucu koruptor.
Misalnya diberi tato jidatnya, atau mungkin dipotong tangan sebelah kanan, dll,
dan penyeragaman tanda fisik yang mudah diketahui orang lain.

Adanya lokalisasi dan pemberian tanda di fisik akan membuat malu para cucu-cucu koruptor,
tidak ada pembedaan lelaki dan perempuan, remaja atau anak kecil,
toh, pada waktu eyang mereka melakukan korupsi juga merampas hak orang lain tanpa mempedulikan keadaan orang lain.
Mereka harus tinggal dalam lokalisasi seperti panti asuhan,
atau mungkin dijadikan abdi negara, seperti tukang sampah jalanan, dsb.

Kenapa yang dibuat malu adalah cucu-cucunya?
Karena anak koruptor, yang memiliki presentase besar untuk meneruskan pola pikir korupsi sudah dihukum mati.
Karena eyang mereka tidak pernah memikirkan rasa malu sewaktu melakukan korupsi.
Bahkan ada yang tenang tenang saja, dan senang, sewaktu muka mereka terpampang di televisi tekait kasus korupsi.

Kenapa koruptor harus digantung?
Agar mereka merasakan seperti apa rasanya kesulitan bernafas.

Dan juga,
Lokalisasi anak-anak koruptor ini untuk memuaskan orang-orang yang menuntut dihukumnya para koruptor.
Karena setelah koruptor mati, bisa jadi bukti-bukti korupsinya baru terkuak,
hal ini sungguh sangat disayangkan.

Nilai positif mereka dilokalisasi dan diberi tanda fisik adalah mereka tidak perlu mengakui bahwa mereka adalah cucu seorang koruptor.
Ya, tidak perlu mengakui, seperti sewaktu eyang mereka melakukan korupsi.
Biarkan orang-orang yang melihatnya yang menilainya sendiri.

Kenapa anaknya harus ditembak mati?
Agar anak-anak mereka tahu bagaimana rasanya orang-orang yang tiba-tiba saja dirampas hak hidupnya.
Toh, mereka juga secara langsung merasakan fasilitas hasil korupsi orang tua mereka.

Hukum mati koruptor dan anak-anaknya,
berikan hak hidup cucu-cucunya, biarkan mereka membayar apa yang sudah diperbuat oleh eyang mereka.

" Tidak usah berharap uang yang sudah digelapkannya untuk kembali.
Tetapi pastikan saja pelakunya, keturunannya, orang-orang di sekitarnya tidak dapat menikmati uang hasil korupsi. "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline