Jangan Lupa Persiapkan Diri
Topik pilihan Kompasiana kali ini adalah tentang hidup santai Yang lebih dikenal dengan istilah Slow living
Untuk jelasnya ijinkankanlah saya kutip dari Kompasiana
Kompasianer, apakah saat ini tengah menjalani slow living? Apa alasannya? Bagaimana ceritanya slow living di sana?
Kompasianer, akhir-akhir ini hidup terasa bergerak cepat. Bunyi klakson kendaraan memekikan telinga, orang-orang tidak bersabar, semua saling ingin mendahului. Rasanya begitu lelah.( Kompasiana)
Kami berdua sudah pernah selama belasan tahun tinggal di Mediterania Lagoon Residences Kemayoran Jakarta. Hidup di kota besar memang demikian. Begitu keluar pintu rumah semua bising sekali.
Bahkan hingga tengah malam bunyi hiruk pikuk terdengar sangat nyata di lantai 18 U , dimana kami berdua tinggal.
Kendaraan simpang siur dan bila sedikit saja lengah dapat berakibat fatal..
Mau berjalan kaki di troktoar? Tidak bisa ! Karena seluruh troktoar sudah dikuasai oleh pedagang kaki lima. Masa kita tega menginjak lapak mereka ataupun melangkah diantara mereka yang duduk ngopi di lantai? Ya enggaklah.
Gaya Hidup Slow Living
Hidup tenang dan damai di desa tentu saja merupakan hal yang sangat menarik hati. Apalagi setelah belasan tahun hidup di jakarta yang hiruk pikuk.