Mengapa?
Topik Pilihan Kompasiana kali ini adalah tentang menurunnya pernikahan di Indonesia
Untuk jelasnya izinkanlah saya kutip dari Kompasiana:
Kompasianer, benarkah meningkatnya kemandirian seseorang saat ini jadi salah satu faktor menurunnya angka perkawinan? Apakah ada pergeseran pandangan di kalangan anak muda tentang perkawinan?
Karena saya dan suami sudah lama di AUstralia,maka lebih tepat bercerita mengenai generasi muda di Australia.
Umumnya generasi muda menyelesaikan studinya sampai mencapai gelar sarjana. Sejak mereka kuliah mereka sudah terbiasa bekerja part time. Bukan berarti orang tua tidak sanggup membiayai. Mereka melatih diri sehingga begitu lulus sudah diterima sebagai karyawan sebuah perusahaan.
Ini termasuk cucu cucu kami. Mereka bekerja sejak duduk di SMA part time di Toko roti dan di restoran .
Disini Pasangan muda dua duanya bekerja.Termasuk Ketiga cucu kami yang sudah menikah. Baik' sebagai karyawati salah satu bank, maupun dibidang lainnya. Cucu kami yang pertama membuka restoran dan isterinya tetap berkerja. Jadi menikah tidak menghalangi mereka tetap berkarya.
Bila melahirkan disini bisa minta cuti selama 2 tahun .Gaji setengah dibayar perusahaan dan setengahnya lagi dibayar Centrelink.Bila telah dua tahun sang ibu mau bekerja kembali Bayinya dititip di Child Care. Pembayaran disubsidi Centrelink 50%. Dan bila hari hari libur sang ibu sedang sibuk sekali ,maka sang bapak yang mengasuh anak mereka.